
TIKTAK.ID – Ketika mata dunia mengamati ketegangan yang terjadi di Ukraina antara Rusia dan AS, di Asia, AS juga mendapat ancaman serius dari China.
Duta Besar China untuk AS, Qin Gang telah memperingatkan dampak serius dari ketegangan yang sedang berlangsung antara Beijing dan Washington atas masa depan Taiwan, seperti yang dilansir Sputniknews. Sabtu (29/1/22).
China selama ini menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, sementara Taipei berulang kali menolak proposal Beijing terkait prinsip “satu negara dua sistem”. Sedang AS menginjakkan dua kakinya, yang satu mengaku berkomitmen pada kebijakan China, namun kaki lainnya mendukung Taiwan untuk memisahkan diri.
Berbicara kepada penyiar publik AS National Public Radio (NPR), Gang menggambarkan masalah Taiwan sebagai “permusuhan terbesar antara China dan Amerika Serikat”.
“Jika otoritas Taiwan, yang didorong oleh Amerika Serikat, terus menempuh jalan menuju kemerdekaan, kemungkinan besar akan melibatkan China dan Amerika Serikat, dua negara besar, dalam konflik militer,” ujar Qin Gang.
Utusan itu menyalahkan pihak berwenang Taiwan atas situasi saat ini, menuduh Taipei mengejar “agenda kemerdekaannya dengan meminjam dukungan dan dorongan dari Amerika Serikat”. Diplomat itu menegaskan bahwa Washington “memainkan kartu Taiwan untuk menahan China”.
Dia menyampaikan pernyataannya itu setelah Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan kepada wartawan pada akhir Desember lalu bahwa dengan “mendorong pasukan ‘kemerdekaan Taiwan'” Gedung Putih “tidak hanya menempatkan pulau itu dalam situasi yang sangat berbahaya tetapi juga menghadapkan Amerika Serikat pada posisi yang sulit”. Diplomat top China menambahkan bahwa Taipei “tidak memiliki jalan lain selain reunifikasi dengan daratan”.
Sebelumnya, Jubir Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menuduh “beberapa pasukan Amerika” dengan keras kepala memanipulasi masalah Taiwan dalam upaya “untuk mengendalikan China”, sesuatu yang menurutnya telah “memperburuk” ketegangan di Selat Taiwan.
Zhao mendesak Washington untuk mematuhi prinsip “Satu-China” dan “berhati-hati dalam kata-kata dan tindakannya terkait masalah Taiwan”.
Pada akhir Oktober, Jubir Kementerian Luar Negeri China lainnya, Wang Wenbin menanggapi janji Presiden AS, Joe Biden sebelumnya untuk “membela Taiwan” dengan mendesak POTUS untuk tidak meremehkan komitmen Beijing atas klaimnya terhadap pulau itu.
Wang menyebut Taiwan “bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China”, menambahkan bahwa “masalah Taiwan adalah murni urusan internal China yang tidak memungkinkan adanya intervensi asing”.










