TIKTAK.ID – Garam Himalaya merupakan garam yang secara alami berwarna merah muda. Garam ini diekstraksi dari Tambang Garam Khewra, tepatnya di dekat Himalaya di Pakistan.
Tambang Garam Khewra sendiri adalah salah satu tambang garam tertua dan terbesar di dunia.
Healthline menyebut garam Himalaya yang dipanen dari tambang ini diyakini sudah terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu dari penguapan badan air purba.
Garam Himalaya diekstraksi dengan tangan dan diproses secara minimal untuk menghasilkan produk murni yang bebas aditif. Oleh sebab itu, garam ini dianggap jauh lebih alami ketimbang garam meja.
Sama seperti garam meja, garam Himalaya sebagian besar terdiri dari natrium klorida. Akan tetapi, proses pemanenan alami memungkinkan garam Himalaya merah muda mempunyai banyak mineral dan elemen lain yang tidak ditemukan dalam garam meja biasa.
Garam Himalaya disebut mengandung hingga 84 mineral dan elemen yang berbeda. Mineral inilah, terutama zat besi, yang mampu memberikan warna merah jambu yang khas. Meski begitu, masih sedikit penelitian mengenai garam Himalaya. Klaim kesehatan yang luar biasa itu pun tidak lebih dari spekulasi.
Seperti dilansir Kompas.com, baik garam meja maupun garam Himalaya, sebagian besar terdiri dari natrium klorida. Namun garam Himalaya memiliki hingga 84 mineral dan elemen lainnya, termasuk mineral umum, seperti kalium dan kalsium, serta mineral yang kurang dikenal, seperti strontium dan molybdenum.
Menurut satu studi berjudul “Comparison of Salty Taste and Time Intensity of Sea and Land Salts from Around The World”, garam meja memiliki lebih banyak natrium. Sementara garam Himalaya merah muda mengandung lebih banyak kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi, tetapi jumlah mineralnya sangat kecil.
Banyak orang masih meyakini garam Himalaya dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan. Faktanya, sebagian besar klaim tersebut tak memiliki penelitian untuk mendukungnya.
Contohnya klaim garam Himalaya bisa memperbaiki masalah kesehatan yang berhubungan dengan pernapasan. Setelah dievaluasi melalui beberapa penelitian, klaim mungkin ada beberapa manfaat. Namun secara keseluruhan, penelitian yang lebih ketat diperlukan untuk menyelidiki efektivitasnya.
Kemudian garam Himalaya juga diklaim bisa meningkatkan kualitas tidur. Berdasarkan penelitian berjudul “Sodium-restricted diet increases nighttime plasma norepinephrine and impairs sleep patterns in man”, konsumsi garam jenis apa pun dalam jumlah yang cukup ternyata juga dapat meningkatkan kualitas tidur.
Hal itu karena adanya kandungan natrium klorida di dalam garam. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa klaim bahwa garam Himalaya lebih sehat daripada garam meja adalah klaim yang masih kurang bukti.