TIKTAK.ID – Seorang pejabat China mengecam kunjungan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Alex Azar pada Rabu (12/8/20), ke Taiwan di tengah pandemi yang sedang berlangsung di negaranya, dan menuduhnya menempatkan politik di atas kehidupan rakyat Amerika.
Komentar itu muncul sehari setelah Azar menuduh China gagal memperingatkan seluruh dunia tentang virus Corona, tulis AP.
“Dia meninggalkan jutaan orang yang berjuang dengan penyakit dan mengunjungi Taiwan untuk menggelar pertunjukan politik,” kata Jubir Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian pada briefing harian. “Kami tidak tahu bagaimana dia memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk tanpa malu-malu mengkritik pencapaian anti-epidemi Tiongkok.”
Sebelumnya, pada Selasa kemarin, di Taiwan Azar mengatakan bahwa Partai Komunis yang berkuasa di China “memiliki kesempatan untuk memperingatkan dunia dan bekerja dengan dunia dalam memerangi virus”.
“Tapi mereka memilih untuk tidak melakukannya, dan biaya pilihan itu meningkat lebih tinggi setiap hari,” katanya.
Pemerintahan Trump telah berulang kali menuduh China menyembunyikan informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia dan komunitas internasional ketika virus mulai menyebar. China membantah tuduhan itu, mengatakan pihaknya mengkomunikasikan informasi itu segera setelah menerimanya.
Bahkan Azar membandingkan kebijakan China dengan kebijakan Taiwan. Alex bilang China tak seterbuka Taiwan dalam membagi informasi terkait penyebaran virus Corona.
“Layanan kesehatan Taiwan lebih terbuka di masa pandemi, transparan, dan interaksi. Hal itu kontras dengan cara China yang tak mau membagi informasi soal wabah virus Corona,” kata Alex.
Perjalanan Azar ke Taiwan membuat marah China karena menganggap pulau dengan pemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya. Dia adalah pejabat berpangkat tertinggi yang berkunjung ke Taiwan sejak Amerika memutuskan hubungan diplomatik secara formal pada 1979, mengalihkan pengakuan pulau itu ke Beijing di bawah pemerintahan China.
Pada Rabu ini, Azar mengunjungi pabrik masker dan memberi penghormatan kepada mantan presiden Taiwan yang baru saja meninggal, Lee Teng-hui, sebelum meninggalkan Taiwan.
Amerika Serikat menjadi negara paling puncak di seluruh dunia yang memiliki jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia akibat virus Corona. Akibat terus meroketnya kasus Covid-19 di Amerika, Presiden Donald Trump mendapat serangan pedas dari para kritikus karena menyepelekan “virus Corona”.
China sendiri yang menjadi negara tempat munculnya virus Corona pertama kali, berada di posisi 31 dunia dengan jumlah kasus 84.737 dan 4.634 kematian akibat Covid-19.