
TIKTAK.ID – Raksasa teknologi, Google buka suara terkait program Artificial Intelligence (AI) besutannya seperti anak usia delapan tahun. Menurut laporan yang diungkap insinyur Google kepada Washington Post, AI yang disebut LaMDA disebut-sebut menjadi program yang telah mencapai tingkat kecerdasan yang baik.
Seperti dilansir CNNIndonesia.com, melalui wawancara dan pernyataan publik, banyak komunitas AI menolak klaim insinyur tersebut. Kemudian beberapa juga menyoroti bagaimana teknologi mampu mengarahkan orang untuk menetapkan atribut manusia.
LaMDA (Language Model for Dialog Applications) sendiri adalah salah satu dari beberapa sistem AI skala besar yang sudah dilatih agar dapat merespons perintah tertulis.
Pada dasarnya, LaMDA bertugas menemukan pola dan memprediksi kata apa yang bakal menjadi percakapan selanjutnya. Sistem seperti itu pun jadi makin baik ketika sering menjawab pertanyaan tertulis, karena dapat meyakinkan manusia saat memperoleh pertanyaan.
Google diketahui mengenalkan LaMDA pada Mei 2022 silam. Lewat unggahan di blog, tampak sejumlah topik yang tidak ada habisnya, walaupun jawaban dari mesin itu dinilai masih aneh, mengganggu, dan cenderung bertele-tele.
Insinyur yang mengungkapkan hal itu yakni Blake Lemoine. Lemoine lantas memaparkan sejumlah bukti bila Google lewat LaMDA merespons layaknya makhluk hidup. Akan tetapi, Google dalam sebuah pernyataan mengklaim timnya yang mencakup ahli etika dan teknologi meninjau kekhawatiran Blake sesuai prinsip AI yang dimiliki.
“Meninjau kekhawatiran Blake sesuai Prinsip AI kami dan telah memberi tahu dia kalau bukti tidak mendukung klaimnya,” terang Google.
Lebih lanjut, seorang Juru Bicara Google mengonfirmasi Lemoine tetap dalam cuti administratif. The Washington Post menyebut Lemoine diberhentikan karena melanggar kebijakan kerahasiaan perusahaan.
Untuk diketahui, munculnya program komputasi yang kuat yang terus-menerus dilatih pada data besar juga kerap menimbulkan kekhawatiran atas etika yang mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi tersebut.
Adapun tanggapan dari komunitas AI atas pengalaman Lemoine tersebar di media sosial selama akhir pekan, dan mereka umumnya sampai pada kesimpulan yang sama, yaitu AI Google sama sekali tidak mendekati kesadaran.
Sementara itu, Gary Marcus, Pendiri dan CEO Geometric Intelligence, yang dijual ke Uber, dan penulis buku termasuk “Reboot AI: Membangun Kecerdasan Buatan yang Dapat Kami Percayai”, menganggap gagasan LaMDA sebagai “omong kosong di atas panggung” dalam sebuah tweet.