TIKTAK.ID – Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon disebut-sebut mampu memperbesar kekuatan Partai Ummat bila bergabung dengan partai baru Amien Rais tersebut. Fadli Zon sendiri dikenal sering mengkritik Pemerintah.
“Bagi partai terutama partai baru untuk menggalang kekuatan dengan mengajak tokoh bergabung, tentu bakal memperbesar kekuatan,” terang Pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam, seperti dilansir SINDOnews, Jumat (19/11/21).
Menurut Arif, sikap Partai Ummat yang siap menerima Fadli Zon bergabung adalah langkah politik dalam upaya menggalang dukungan. Arif juga menyatakan sikap politik Fadli Zon tidak sejalan dengan Pemerintah, meski saat ini Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto telah menjadi bagian dari kekuasaan sebagai Menteri Pertahanan.
Baca juga : Puan Pajang Foto Bareng Prabowo dan Megawati, Isu Duet Pilpres 2024 Makin Santer
“Inilah yang menjadi dilema politik. Sebab, bagaimana pun Fadli Zon termasuk orang yang dekat dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo dan boleh jadi memiliki banyak keringat dalam membangun partai,” tutur Arif.
Sebelumnya, Fadli Zon mendapatkan teguran dari partainya, lantaran menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum meninjau banjir di Sintang, Kalimantan Barat. Teguran tersebut datang dari Prabowo lewat Sekretaris Jenderal, Ahmad Muzani.
Menanggapi hal itu, Partai Ummat mengaku siap menerima Fadli Zon jika ingin meninggalkan Partai Gerindra. Humas DPP Partai Ummat (PU), Mustofa Nahrawardaya bahkan menyebut Fadli Zon cocok berada di partai politik oposisi.
Baca juga : Praktik Intoleran di Kabupaten Probolinggo
“Sangat berat rasanya, bila Fadli Zon berada di lingkaran Pemerintah,” tutur Mustofa, Selasa (16/11/21).
“Saya tunggu Mas Fadli 24 jam, pintu kami buka untuk beliau. Insya Allah jihad beliau di politik dapat lebih luas manfaatnya,” imbuhnya.
Mustofa menjelaskan, Fadli adalah politikus dengan darah oposisi, sehingga memerlukan tempat yang pas. Dia lantas mengklaim Partai Ummat memang dibuat sebagai wadah untuk melawan kezaliman. Apalagi, dia menganggap dunia maya kini merindukan suara-suara kritis dari Fadli yang beberapa hari terakhir diam usai ditegur oleh Prabowo.
Baca juga : PPP Sebut Percuma Desak Jokowi Rombak Kabinet, Maksudnya?
Selain itu, Mustofa berpendapat kasus Fadli bukan tunggal. Dia memaparkan, ada banyak kasus serupa yang juga dirasakan politikus di lingkaran koalisi.