TIKTAK.ID – Sebuah kudeta dilaporkan terjadi di Mali dengan suara letusan senapan terdengar di pangkalan militer dan penangkapan tokoh politik dan militer berpangkat tinggi. Kudeta ini terjadi setelah selama berminggu-minggu negara itu dilanda demonstrasi yang menyerukan agar presiden mengundurkan diri.
Sejumlah laporan terkait baku tembak di sebuah pangkalan di dekat Ibu Kota Bamako, yang merupakan tempat munculnya pertama kali kudeta 2012. Postingan di media sosial menunjukkan tentara membuat blokade jalan ke arah kota, tulis RTnews, Selasa (18/8/20).
Belum jelas berapa jumlah militer yang memberontak, sementara sumber keamanan yang tak disebutkan namanya dikutip Reuters, hanya mengonfirmasi adanya pemberontakan: “Ya, pemberontakan. Militer telah angkat senjata”.
Sementara laporan lain menyebutkan ada indikasi sejumlah kecil anggota Garda Nasional, yang marah karena persoalan gaji, lalu terlibat dalam pemberontakan tersebut. Namun belum ada konfirmasi siapa yang saling baku tembak.
Laporan sebelumnya mengatakan bahwa Kepala Staf Garda Nasional ditangkap oleh pasukan di kota garnisun, sementara beberapa sumber mengklaim bahwa Menteri Ekonomi dan Keuangan, Abdoualye Daffe diculik dari kantornya pagi ini.
Beberapa kantor berita juga mengklaim bahwa Menteri Luar Negeri dan Ketua Parlemen Mali ikut ditangkap dalam kudeta.
Kantor Penyiaran Negara, Office de Radiodiffusion-Télévision du Mali juga dikatakan telah dievakuasi di tengah laporan dari kendaraan lapis baja yang masuk ke daerah tersebut untuk secara resmi mengumumkan kudeta, menurut kantor berita DW.
Kedutaan Norwegia dan Prancis telah memperingatkan warganya untuk berlindung di tempat yang aman sampai situasi terkendali.
“Kedutaan telah diberitahu tentang pemberontakan di Angkatan Bersenjata dan pasukan sedang dalam perjalanan ke Bamako. Warga Norwegia harus berhati-hati dan sebaiknya tinggal di rumah sampai situasinya jelas”, kata Kedutaan Norwegia dalam peringatan kepada warganya.
Baru-baru ini 14 orang tewas dalam protes anti-Pemerintah yang menyerukan pengunduran diri Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita.
Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa kerusuhan dapat memicu serangan baru dari militan jihadis yang beroperasi di daerah itu, yang telah mengklaim wilayah utara negara itu sebagai milik mereka dalam beberapa tahun terakhir.