
TIKTAK.ID – Pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bentrok dengan demonstran anti-Trump pada akhir pekan kemarin di Washington DC, yang menyebabkan puluhan ditangkap, beberapa ditikam dan sejumlah polisi mengalami cedera.
Dilansir Al Jazeera, polisi mengatakan mereka menangkap lebih dari 20 orang karena berbagai pelanggaran, mulai dari penyerangan hingga kepemilikan senjata, melawan penangkapan, dan kerusuhan.
Kekerasan pecah pada Sabtu (12/12/20) malam lalu. Empat pria ditikam setelah terjadi perkelahian di pusat kota, kata polisi. Setidaknya satu tersangka, Phillip Johnson (29) dari Washington, ditangkap atas tuduhan penyerangan dengan senjata berbahaya.
Delapan petugas polisi juga terluka dalam demonstrasi itu, kata para pejabat.
Demonstrasi bertajuk “Hentikan Pencurian” sebagian besar adalah loyalis Trump yang bertujuan untuk unjuk kekuatan hanya selang dua hari sebelum Electoral College bertemu untuk secara resmi memutuskan pemenang pemilu sekaligus presiden ke-46 AS.
Trump, yang masa jabatannya akan berakhir pada 20 Januari, menolak menyerah, sambil berpegang pada klaim kecurangan yang sampai saat ini masih tetap tak berdasar dan tanpa bukti yang kuat sehingga ditolak oleh pengadilan Negara Bagian dan Federal, dan pada Jumat kemarin juga ditolak oleh Mahkamah Agung.
Demonstrasi pro-Trump bulan lalu, mampu menarik 10.000 hingga 15.000 orang ke Ibu Kota, juga berakhir pada Sabtu malam dengan bentrokan yang tersebar antara pendukung Trump dan aktivis lokal di dekat Black Lives Matter Plaza dekat Gedung Putih.
Pada Sabtu kemarin, polisi mengambil lebih banyak langkah untuk memisahkan kedua sisi demonstran pendukung dan anti-Trump, dengan menutup sebagian besar lalu lintas di pusat kota dan menutup Black Lives Matter Plaza.
Demonstrasi Sabtu kemarin menarik lusinan anggota Proud Boys, yaitu kelompok kekerasan neo-fasis, beberapa di antaranya mengenakan rompi antipeluru saat mereka berbaris di kota. Profil grup tersebut muncul setelah Trump pada September dengan lantang mengatakan kepada mereka untuk “stand back dan stand by” yaitu untuk bersiap-siap.
Setelah aksi unjuk rasa berakhir, pusat kota Washington dengan cepat kerumunan ratusan Proud Boys dan pasukan gabungan Antifa, gerakan anti-fasis sayap kiri, dan aktivis kulit hitam lokal berpindah -kedua belah pihak berusaha untuk saling konfrontasi di tempat yang dibanjiri petugas polisi.
Saat senja tiba, mereka berhadapan di sisi jalan yang berlawanan, dengan banyak barisan polisi yang memisahkan keduanya.