TIKTAK.ID – Korea Utara memperingatkan Inggris akan membayar harga untuk “skema politik tercela” yang menjatuhkan sanksi terhadap kementerian pemerintahnya, dan merekomendasikan London berhenti “secara membabi buta” mengekor Washington, seperti yang dilaporkan RT News.
“Britania Raya, boneka Amerika Serikat, melakukan provokasi” dengan menjatuhkan sanksi, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara kepada kantor berita negara KCNA pada Sabtu (11/7/20). Mereka menambahkan bahwa langkah itu didorong oleh “fabrikasi yang disediakan oleh para ‘pembelot’ sampah.”
Pada Senin lalu, London mengumumkan sanksi terhadap Departemen Keamanan Negara 7 Korea Utara dan Biro Pemasyarakatan Keamanan Rakyat di antara 49 individu dan organisasi lain.
Pemerintah Inggris mengatakan kedua organisasi itu terlibat dalam kasus kerja paksa, penyiksaan dan pembunuhan di kamp-kamp penjara Korea Utara. Inggris juga telah menargetkan individu dan organisasi dari Rusia, Arab Saudi dan Myanmar atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Juru Bicara itu membantahnya, menyatakan bahwa tindakan Inggris adalah “skema politik tercela yang mengikuti jejak kebijakan bermusuhan Amerika Serikat terhadap DPRK [Republik Rakyat Demokratik Korea],” dan merujuk ke sanksi Washington sebagai bukti.
Pyongyang mengutuk “tindakan kurang ajar” London dengan menargetkan Kementerian Keamanannya, menggambarkan tindakan itu sebagai “campur tangan terang-terangan dalam urusan internal negara kita.” Ia juga memperingatkan bahwa, setelah meninggalkan Uni Eropa untuk menegaskan identitasnya sendiri, Inggris tidak boleh “secara membabi buta mengikuti Amerika.”
“Inggris pasti akan diminta membayar mahal harganya,” tambahnya.
Hubungan antara Amerika dan Korea Utara tetap dingin, setelah pertemuan kedua antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un gagal membuat kemajuan dalam denuklirisasi atau pencabutan sanksi.
Kini, Amerika tampaknya berusaha agar terjadi pertemuan ketiga bagi mereka berdua, namun Pyongyang menolak mentah-mentah gagasan ini, dengan mengatakan hal itu hanya akan membuang-buang waktu belaka.
“Korea Utara tidak mendapat keuntungan dari negosiasi dengan Amerika dan kami bahkan tak berharap tentang hal itu,” kata saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong. “Hanya akan buang-buang waktu kami,” lanjutnya.