TIKTAK.ID – Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sedikitnya ada 30 biolaboratorium di wilayah Ukraina, yang dikelola oleh Departemen Pertahanan AS.
Kepala Departemen CIS Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia, Aleksey Polishchuk mengatakan bahwa biolaboratorium itu membahayakan tak hanya terhadap Rusia, namun juga terhadap seluruh Eropa.
“Mengenai biolaboratorium di wilayah Ukraina, mereka menimbulkan bahaya tidak hanya bagi Rusia tetapi juga seluruh Eropa. Rusia melancarkan operasi khusus di Ukraina, antara lain bertujuan untuk menghentikan ancaman ini,” kata Polishchuk, seperti yang dilaporkan Sputnik, Selasa (15/3/22).
Tujuan operasi Rusia di Ukraina, antara lain, untuk menghentikan ancaman yang ditimbulkan oleh sejumlah biolaboratorium yang ada di Ukraina, tambah Aleksey Polishchuk.
Diplomat Rusia menambahkan bahwa Moskow dipaksa untuk mengakui kemerdekaan Republik Donbass, tetapi keputusan tentang kemungkinan mereka kembali ke Ukraina diserahkan kembali pada warga LPR dan DPR.
“Sekarang, situasinya telah berubah secara radikal. Rusia terpaksa mengakui kedaulatan DPR dan LPR. Perjanjian persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik ditandatangani, dan atas permintaan Republik, operasi militer khusus yang bertujuan melindungi penduduk di Donbas, de-Nazifikasi dan demiliterisasi Ukraina diluncurkan,” kata Polishchuk, mencatat bahwa “pertanyaan apakah Donetsk dan Luhansk kembali ke Ukraina mungkin lebih baik ditujukan kepada penduduk Republik-republik tersebut”.
Diplomat itu mencatat bahwa selama tujuh setengah tahun, Rusia telah mengupayakan implementasi perjanjian Minsk oleh Kiev, yang bertujuan untuk mengembalikan Donbass ke Ukraina secara beradab dengan syarat status khusus dan penghormatan terhadap hak dan kepentingan warga negara, menambahkan bahwa saat itu, Donetsk dan Luhansk menyetujui hal ini. Akan tetapi, selama ini, Kiev melakukan segalanya untuk mencegah penduduk Donbass kembali, menjaga wilayah itu dalam blokade ekonomi, transportasi dan keuangan, katanya.
Sebagai bagian dari operasi khusus yang diluncurkan di Ukraina pada 24 Februari, Angkatan Bersenjata Rusia telah menemukan 30 laboratorium biologi di Ukraina, yang dikelola Departemen Pertahanan AS dan kemungkinan terlibat dalam produksi senjata biologis.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengungkap temuan baru setelah menganalisis dokumen yang diperoleh dari para ahli dari biolaboratorium di Ukraina. Menurut informasi tersebut, Washington menghabiskan lebih dari $200 juta untuk mempelajari patogen burung, kelelawar dan reptil di Ukraina dan kemungkinan penularan demam babi Afrika dan antraks melalui hewan ini.
Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari sebagai tanggapan atas seruan dari Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk untuk perlindungan terhadap serangan intensif yang dilancarkan oleh pasukan Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi khusus hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina dan penduduk sipil tidak dalam bahaya.
Moskow telah berulang kali mengatakan tidak memiliki niatan untuk menduduki Ukraina. Sementara itu, negara-negara Barat telah memberlakukan banyak sanksi terhadap Rusia.