4 Poin Jawaban Jokowi Usai PDIP Kritik Food Estate
TIKTAKI.D – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi kritik PDIP yang menuding program Food Estate atau lumbung pangan sarat akan kepentingan golongan tertentu. Jokowi mengatakan program tersebut merupakan kerja beberapa kementerian. Dia pun mengaku tetap melanjutkan program tersebut.
Pertama, Jokowi menjelaskan bahwa pembangunan Food Estate penting dilakukan dalam rangka mengantisipasi krisis pangan.
“Hati-hati semua kawasan, semua negara, sekarang ini menghadapi krisis pangan. Wheat, gandum, masalah di semua negara. Yang makan gandum semuanya masalah sekarang ini, harga juga naik drastis, gula, beras,” ujar Jokowi di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (18/8/23), seperti dilansir Tempo.co.
Baca juga : Partai Gelora Bakal Umumkan Usung Prabowo di Pilpres 2024 Akhir Agustus
Jokowi menilai kenaikan harga pangan dunia terjadi akibat sejumlah negara produsen menghentikan ekspor bahan pokok, lantaran ingin mengamankan stok dalam negerinya. Untuk itu, Jokowi menegaskan program Food Estate sebagai lumbung pangan harus terus berjalan.
“Food Estate itu harus untuk cadangan, baik cadangan strategis, maupun nanti jika melimpah betul, tidak apa-apa untuk ekspor. Sebab, negara lain membutuhkan,” ucap Jokowi.
Kedua, menurut Jokowi, program tersebut bukan dikerjakan oleh satu pihak saja. Untuk diketahui, program lumbung pangan ini diluncurkan Pemerintah sejak 2020 lalu. Akan tetapi Jokowi menyerahkan program ini kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, bukan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca juga : Jokowi Minta Rakyat Berani Ingatkan Presiden Berikutnya Lanjutkan Hilirisasi SDA
“Ya itu namanya kerja, yang kerja itu beberapa kementerian. Ada kementerian teknisnya Kementan, ada yang membuat land clearing, irigasi ada di Kementerian PU. Sedangkan yang berkaitan dengan kerja strategis bisa juga di (Kementerian) Pertahanan,” terang Jokowi.
Ketiga, Jokowi mengakui kalau program yang bertujuan ketahanan pangan itu memang tidak mudah. Dia memaparkan bahwa pada masa awal tanam, kemungkinan gagal akan sangat besar, bahkan pada masa tanam kedua hanya 25 persen saja yang bisa dipanen. Baru pada masa tanam keenam dan ketujuh, Jokowi menyebut manfaat program tersebut baru terasa.
“Jadi tak semudah yang kita bayangkan. Kita membangun yang ketiga kali itu baru bisa agak lebih baik, belum baik, agak lebih baik,” kata Jokowi.
Baca juga : Yenny Wahid Buka Pintu Lebar Bagi Semua Capres yang Sambangi Kediaman Gus Dur
Jokowi mencontohkan, program Food Estate di Kalimantan Tengah yang sudah berjalan dengan ditanami jagung sejak tahun lalu, hingga kini baru bisa menghasilkan separuhnya. Dia menyatakan hal serupa juga terjadi di Food Estate lainnya.
Terakhir, Jokowi menegaskan semua kementerian tengah dalam proses mencegah terjadinya krisis pangan. Ia pun meminta semua pihak agar bersabar, karena proses pembangunan Food Estate tidak mudah.