
TIKTAK.ID – Saudara tiri Raja Yordania Abdullah II, Pangeran Hamzah bin Al Hussein mengatakan bahwa dia kini berada dalam tahanan rumah. Ia menuduh “sistem pemerintahan” kerajaan melakukan korupsi, tidak becus dan melecehkan.
Dilansir Al Jazeera, pernyataan rekaman video Pangeran Hamzah itu muncul pada Sabtu (3/4/21) setelah militer Yordania membantah laporan penangkapan mantan Putra Mahkota itu. Namun, ia mengatakan telah diminta untuk “menghentikan beberapa aktivitas dan kegiatan yang digunakan untuk menargetkan keamanan dan stabilitas Yordania”.
Militer mengatakan peringatan kepada Pangeran Hamzah adalah bagian dari penyelidikan keamanan yang lebih luas, di mana seorang mantan menteri, anggota junior keluarga Kerajaan dan orang lain yang tidak disebutkan namanya juga ditahan.
Pangeran, bagaimanapun, bersikeras membantah bahwa dia bukan bagian dari konspirasi dan mengatakan dalam sebuah video yang dikirimkan ke BBC oleh pengacaranya bahwa dia “tidak diizinkan untuk keluar, untuk berkomunikasi dengan orang-orang atau untuk bertemu dengan mereka”.
Pangeran Hamzah mengatakan dia telah diberi tahu bahwa dia dihukum karena terlibat dalam pertemuan di mana Raja telah dikritik, meskipun dia mengatakan dia tidak dituduh bergabung dalam kritik tersebut.
Orang-orang tidak lagi diizinkan untuk mengkritik pihak berwenang atau mengungkapkan pendapat “tanpa diintimidasi, dilecehkan atau diancam”, katanya.
Ia menambahkan bahwa kesejahteraan orang Yordania “telah ditempatkan di urutan kedua oleh sistem pemerintahan yang telah memutuskan bahwa kepentingan pribadinya, kepentingan finansial, bahwa korupsinya lebih penting daripada kehidupan dan martabat serta masa depan 10 juta orang yang tinggal di sini ”.
Sebelumnya, Panglima Militer Yousef Huneiti membantah laporan bahwa Pangeran telah ditangkap tetapi mengatakan dia diberitahu untuk “menghentikan kegiatan yang dieksploitasi untuk menargetkan keamanan dan stabilitas Yordania”.
Dia mengatakan penyelidikan terus berlanjut dan hasilnya akan segera dipublikasikan “dalam bentuk yang transparan dan jelas”.
“Tidak ada yang berada di atas hukum dan keamanan, dan stabilitas Yordania di atas segalanya,” katanya kepada kantor berita resmi Petra.
Dua orang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pasukan keamanan telah tiba di istana kecil milik Pangeran dan memulai penyelidikan.
Raja Abdullah memberhentikan Pangeran Hamzah sebagai pewaris takhta pada 2004 dalam sebuah langkah untuk mengonsolidasikan kekuasaannya.