TIKTAK.ID – Inisiatif beberapa ulama dari Nadhlatul Ulama (NU) Jateng-Jatim mendukung pencapresan Anies Baswedan dianggap merupakan wujud konsistensi NU untuk terus memperbaiki bangsa. Usulan sejumlah nama sebagai kandidat Cawapres baik dari NU maupun keluarga besar NU itu juga dinilai sebagai langkah strategis mempertahankan peran NU dalam pemerintahan mendatang.
Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair), Sufyanto, atas hasil pertemuan (halaqoh) para ulama NU dari Jawa Tengah dan Jawa Timur di Sragen pada 25 Februari 2023 atau yang dikenal dengan Risalah Sragen.
“Dengan basis massa sekitar 108 juta dan komitmen pimpinan NU untuk tidak terkonsentrasi hanya pada satu kekuatan politik tertentu, ini adalah langkah yang masuk akal,” ujar Sufyanto, pada Selasa (28/2/23), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Djarot Prediksi Proyek IKN Tak Berlanjut Jika Anies Jadi Presiden
“Dengan basis massa sebesar itu, NU memang punya bobot politik yang tinggi. Jadi, memang diperlukan kebijaksanaan para ulama dan kiai NU supaya bobot politik itu bisa membawa maslahat baik bagi masyarakat, ummat, dan khususnya jamaah NU sendiri,” imbuh peneliti utama dari Lembaga Survei Public Institue (TRI) tersebut.
Menurut Sufyanto, langkah mendukung pencapresan Anies itu menjadi konsekuensi logis dari aspirasi rakyat, di mana para kiai ini berada dan menginginkan perubahan serta perbaikan atas situasi saat ini.
“Usulan enam kandidat Cawapres dari NU dan satu dari keluarga besar NU, yaitu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa dipahami sebagai upaya mempertahankan akses NU pada pucuk pemerintahan nanti. Rasanya tak mungkin kalau dukungan NU diberikan tanpa mendapat akses. Sebab, dengan cara inilah NU dapat memastikan aspirasi rakyat yang dibawanya bisa direalisasi,” tutur Sufyanto.
Baca juga : Duet Ganjar-Erick Mencuat Usai Didukung PAN, Bagaimana Peluangnya?
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta, Zaenal Budiyono menyebut sejak awal kepemimpinannya, Ketua Umum PBNU, Yahya Staquf menekankan bahwa NU milik semua, bukan milik organisasi politik tertentu saja.
“Sejak berdirinya, NU selalu mengedepankan semangat perubahan dan perbaikan demi kemaslahatan rakyat dan umat. Jadi kalau sekarang ulama NU Jateng-Jatim ini sepakat mendukung Anies Baswedan sebagai Capres, saya kira ini bagian dari pengejawantahan sikap kesejarahan NU,” jelas Zaenal.