TIKTAK.ID – Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas. Rumah-rumah rusak dan jalan-jalan terendam banjir bandang akibat terjangan Topan Goni di Filipina. Topan Goni kali ini disertai angin berkecepatan 225 km per jam dan curah hujan yang sangat tinggi.
Dikutip dari BBC, Topan Goni menghantam pulau Catanduanes pada Minggu (1/11/20), pukul 04:50 waktu setempat. Kemudian melemah saat melintasi pulau Luzon, tempat Ibu Kota Manila berada.
Namun para peramal cuaca masih memperingatkan kemungkinan adanya “angin kencang yang dahsyat dan curah hujan yang sangat deras” serta banjir bandang, tanah longsor dan “aliran sungai yang sarat sedimen”.
Topan Goni -dikenal sebagai Rolly di Filipina- adalah badai paling kuat yang melanda negara itu sejak Topan Haiyan menewaskan lebih dari 6.000 orang pada 2013.
Dikutip dari BBC, ada keprihatinan terhadap kota kecil Virac di pulau Catanduanes, rumah bagi sekitar 70.000 orang, karena putusnya jaringan komunikasi ke wilayah itu sejak diterjang Topan Goni.
Gambar dari media sosial menunjukkan atap seng rumah-rumah robek di sepanjang jalur Goni, dan gubernur setempat telah berbicara terkait pemadaman pasokan listrik, atap yang robek dari pusat evakuasi, kerusakan infrastruktur, banjir bandang, dan jalan yang terblokir.
Empat orang, termasuk seorang anak berusia lima tahun di provinsi Albay, dilaporkan meninggal; dua tenggelam, satu lagi hanyut oleh lumpur vulkanik dan satu lagi karena pohon tumbang.
“Angin sangat kencang. Kami bisa mendengar pepohonan dihantam topan. Sangat kuat,” kata Francia Mae Borras, 21, kepada AFP dari rumahnya di kota pesisir Legazpi, Albay.
Filipina sendiri merupakan negara langganan badai dahsyat -rata-rata dilanda 20 badai dan topan dalam setahun dan kehilangan 22 orang ketika Topan Molave melanda wilayah yang sama pada minggu lalu.
Namun persiapan tahun ini menjadi sulit karena adanya wabah virus Covid-19, yang telah menyebabkan 380.739 infeksi dan 7.221 kematian di Filipina.
Sedikitnya 347.000 orang dievakuasi, kata Kepala Pertahanan Sipil Ricardo Jalad.
Pasien virus Corona yang dirawat di tenda isolasi juga telah dievakuasi, kata para pejabat.
Pelabuhan dan bandara ditutup, dan sekolah, pusat kebugaran, dan pusat evakuasi yang dikelola Pemerintah digunakan sebagai tempat penampungan darurat yang aman dari virus.
“Mengevakuasi orang lebih sulit saat ini karena Covid-19,” kata Juru Bicara Pertahanan Sipil, Bicol Alexis Naz kepada AFP, Sabtu kemarin.
Barang-barang bantuan, mesin berat dan alat pelindung diri sedang dipindahkan ke daerah-daerah yang membutuhkan, tetapi seorang Wali Kota setempat di provinsi Quezon mengatakan pandemi telah menghabiskan dana mereka untuk keadaan darurat bencana.