TIKTAK.ID – Lama tak muncul di pemberitaan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali bikin heboh di media sosial.
Kali ini, Susi mendapat tantangan dari Ketua Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan, Effendi Gazali yang merasa dirinya di-framing seolah-olah “sok pinter” dan menindas orang bodoh.
Tantangan ini bermula tak lama setelah Susi mengungkapkan kekecewaannya pada pernyataan Effendi tentang kondisi bibit lobster di Indonesia.
Lewat akun Twitternya pada Selasa, 11 Februari lalu, Susi mengunggah sebuah video yang berisi pernyataan Effendi. Dalam video itu Effendi menyebut bahwa kondisi bibit lobster saat ini masih aman dari ancaman kepunahan.
Dari komentarnya, Susi menyebut Effendi merupakan seorang yang berilmu tinggi. Namun dia menyayangkan mengapa Effendi harus mendukung pembukaan keran ekspor benih lobster.
“Keilmuan tinggi seorang guru besar, Doctor, dalam menjustifikasi/memperlihatkan/meninggikan/membenarkan ignorances (ketidakpedulian) untuk Pembenaran Ekspor Bibit Lobster. Saya tidak berilmu dan saya berduka,” ungkap Susi dalam cuitannya di Twitter itu seperti dikutip detikcom, Jumat (14/2/20).
Baca juga: Susi Pudjiastuti Kritisi Soal Impor Garam, Edhy Prabowo Ngaku Terpaksa
Tak terima disindir Susi, Effendi pun buka suara. Dia menegaskan bahwa dirinya tak serta merta membenarkan ekspor bibit lobster. Dia mengatakan dirinya hanya ingin melawan penyelundup yang merugikan negara Rp900 miliar per tahun.
Selain itu, Pemerintah menurutnya memang tidak akan melakukan ekspor benih lobster sampai adanya perjanjian dengan pihak penetasan lobster. Sehingga, budidaya dan pemberdayaan lobster terap berjalan.
“Soal benih lobster, POSISI sy jernih: 1) Lawan penyelundup! Kata PPATK nilainya sp 900Milyar/thn; (msh berlangsungkah?) 2) Tidak ekspor benih sampai kt punya atau MOU bikin hatchery lobster; 3) Pro budidaya dgn sharing ilmu & pemberdayaan,” cuit Effendi membalas Susi di Twitter.
Effendi sendiri memimpin Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang bertugas memberi masukan kepada Menteri KKP dalam membuat keputusan. Komisi ini akan melakukan konsultasi publik dan menjadi pelopor untuk kerjasama riset dan pengembangan.
Baca juga: Dituding Gerindra Jadi Penyebab Masuknya Kapal China ke Natuna, Ini Reaksi Susi Pudjiastuti
Kembali ke permasalahan Effendi dengan Susi, Effendi menegaskan bahwa lobster tidak terancam punah. Menurutnya, memang sudah ada riset yang menyebutkan bahwa sudah ada lobster yang bisa ditetaskan, dengan fasilitas hatchery alias penetasan bibit lobster.
“Kt beda pendapat soal lobster sdg terancam punah. Kl badan dunia CITES & IUCN tdk menyatakan lobster terancam punah, sy percaya mrk. Apalagi lobster sdh bs ditetaskan di hatchery. Atau adakah badan dunia lain yg menyatakan berbeda dgn CITES & IUCN,” tulis Effendi.
Effendi juga menyebut bahwa Susi sudah melakukan framing alias membingkai opini seakan-akan dirinya menindas orang tak berilmu.
“Sy tdk tahu maksud yg edit video itu. Tp hoaxnya ada pd upaya menyimpulkan tiba2: EG (Effendi Gazali) dukung ekspor benih lobster+ framing GB/Dr menganiaya org tak berilmu! Duh dzholim nian framing memelas + kesimpulan itu,” tulis Effendi.
Baca juga: Beda Suara Soal Natuna Antara Jokowi, Prabowo, Luhut, dan Susi
Effendi menyebut bahwa tidak sekalipun dalam video yang diunggah dan disindir Susi dirinya menyebutkan untuk mendukung ekspor benih lobster.
“trims Bu atas perhatian pd Konsultasi Publik KKP. JGNADADUSTA ini lirik lagu, tp bagus utk analisis video yg dipakai (tak satupun dlm video itu ada kata2 EG: “…sy dukung ekspor benih lobster”) lalu lompat ke kesimpulan spt itu he he he,” kata Effendi.
Effendi pun mengajak Susi untuk buka-bukaan soal ekspor benih lobster. Susi diundang untuk diskusi bersama dan menunjukkan bukti terkait argumennya masing-masing.
“Ayuk Bu kt ngobrol+ngopi & tunjukkan bukti2. Undangan 19 Feb tetap terbuka. Kt sama2 dukung keberlanjutan + hatchery & bongkar data penyelundupan benih lobster, apa adanya. Trims,” tantang Effendi.