
TIKTAK.ID – Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengungkapkan bahwa bakal calon presiden Anies Baswedan yang didukung oleh Koalisi Perubahan tak dapat bebas menentukan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampinginya.
Adi menjelaskan bahwa hal itu karena Demokrat dan PKS sama-sama mengincar posisi Cawapres, yaitu Demokrat mendukung AHY dan PKS mendukung Ahmad Heryawan (Aher) untuk mendampingi Anies.
“Anies di sini tidak bisa 100 persen bebas untuk menentukan siapa Cawapresnya. Sebab, Anies tidak mungkin maju tanpa Demokrat, Anies itu tidak bisa maju tanpa PKS,” terang Adi dalam keterangannya, pada Kamis (23/3/23), seperti dilansir Republika.co.id.
Baca juga : Dinilai Realistis Sebab Unsur Sipil-Militer, Pengamat: Duet Ganjar-Prabowo Berpeluang Menangi Pilpres 2024
Adi memaparkan bahwa ambang batas presiden 20 persen baru dapat terpenuhi bila ketiga partai tersebut berkoalisi. Direktur Eksekutif Paramater Politik tersebut pun menganggap jika Anies mengambil Cawapres di luar Koalisi Perubahan, maka harus direstui oleh tiga partai koalisi yakni NasDem, PKS dan Demokrat.
“Sebut saja misalnya Anies mengambil calon di luar (Koalisi) Perubahan, seperti Khofifah, apakah AHY mau? Bisa saja AHY tidak mau dan malah angkat kaki dari Koalisi Perubahan. Itu artinya suara NasDem sama PKS saja itu enggak cukup, jadi rumit,” tutur Adi.
Menurut Adi, tak heran bila Demokrat mematok posisi Cawapres mendampingi Anies, termasuk PKS. Pasalnya, kata Adi, posisi partai di Koalisi Perubahan ini signifikan. Adi menilai jika calon dari PKS tidak dipinang sebagai Cawapres Anies, maka belum tentu partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu itu tetap berada di Koalisi Perubahan.
Baca juga : Meme Puan Berbadan Tikus Bikin Heboh, Istana vs BEM UI Makin Panas
“Bisa saja PKS ini malah angkat kaki yang itu artinya Anies pun tidak bisa maju. Sekalipun Anies sedang mencari Cawapres ideal di luar PKS dan Demokrat, namun itu tidak bisa dilakukan secara bebas, karena Anies masih memerlukan dua partai ini untuk menggenapi ambang batas presiden bisa maju,” jelas Adi.
Oleh sebab itu, Adi menyatakan ketiga partai di Koalisi Perubahan ini saling sandera satu sama lain. Walaupun dia menilai pasangan Anies dan AHY lebih potensial ketimbang calon dari PKS. Dia mengatakan hal ini lantaran elektabilitas AHY relatif kuat, bahkan masuk dalam tiga besar bursa Cawapres.
“Tapi alasan yang kemudian menjadi pertanyaan, apa yang membuat NasDem dan Anies itu tampak tidak terlampau menghendaki AHY yang menjadi Cawapres, karena nama lain di luar AHY di luar Perubahan, belum ada yang mentereng yang mampu mendampingi Anies,” ucap Adi.