TIKTAK.ID – Serangan udara Turki menewaskan warga sipil di Irak utara. Ini merupakan korban sipil pertama dari serangan udara dan darat Ankara yang menargetkan para pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di utara Irak.
Seorang pejabat wilayah otonomi Kurdi Irak, Ihsan Chalabi mengatakan kepada kantor berita AFP pada Jumat (19/6/20) bahwa seorang gembala tewas pada Kamis pagi ketika Turki melancarkan serangan udaranya di distrik Bradost, tulis Aljazeera.
Rabu kemarin Pemerintah Recep Tayyib Erdogan meluncurkan operasi lintas negara ke daerah pegunungan Irak utara yang diduga sebagai markas PKK. Ankara menganggap PKK sebagai organisasi “teroris” karena pemberontakannya selama puluhan tahun terhadap negara Turki.
Pemerintah Turki menyatakan bahwa pesawat tempur dan serangan Turki menargetkan PKK, yang menurut Ankara merupakan respons terhadap peningkatan serangan pemberontak di pangkalan militer Turki.
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukan Turki mencapai lebih dari 500 target PKK di Irak utara dalam 36 jam.
Turki secara sporadis membom tempat persembunyian PKK di Irak utara lewat operasi terbarunya yang dijuluki “Claw-Tiger”.
Peningkatan serangan secara dramatis itu telah mendorong sejumlah keluarga dan warga sipil di daerah itu mengungsi, kata aktivis setempat.
Kementerian Luar Negeri Irak telah memanggil Duta Besar Turki, Fatih Yildiz dua kali dalam pekan ini. Baghdad menuntut Ankara menarik pasukan khusus dan menghentikan kampanye pemboman di wilayah Irak. Baghdad menyebut upaya Ankara sebagai provokasi.
Namun Yildiz menentang, dan mengatakan kepada Pemerintah Irak bahwa jika Baghdad tidak mengambil tindakan terhadap pemberontak, Ankara akan terus “memerangi PKK di mana pun ia berada”.
Belum ada komentar langsung dari Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein, yang berasal dari suku Kurdi dan dekat dengan pejabat tinggi di wilayah otonomi Kurdi, di mana operasi “Claw-Tiger” sedang dilancarkan.
Ankara tak hanya melakukan serangan lintas batas ke negara lain terhadap suku Kurdi di Irak, namun juga melintasi perbatasan Suriah untuk menyerang suku Kurdi yang dicap sebagai kelompok teroris.