TIKTAK.ID – Malaysia diterpa goncangan politik pada Minggu lalu setelah dengan tiba-tiba Perdana Menteri Mahathir Mohammad mengundurkan diri. Namun, kini Malaysia telah menemukan Perdana Menteri baru mereka, seperti yang dilaporkan BBC.
Muhyiddin Yassin yang didukung bekas partai pemerintah yang sempat tercoreng dengan kasus korupsi, akhirnya disumpah Raja.
Keputusan Mahathir untuk mengundurkan diri menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Sebab Anwar Ibrahim yang awalnya berniat mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri ternyata batal dan Muhyiddin bertugas membangun aliansinya, beralih mencalonkan diri.
Mahathir sangat kecewa dengan penobatan itu dan menyebut penunjukkan Muhyiddin sebagai Perdana Menteri sebagai sebuah pengkhianatan dan tindakan ilegal. Dia bahkan bersumpah mencari suara di parlemen untuk menantang dukungan Muhyiddin.
Baca juga: Yunani Halau Ribuan Imigran Suriah dari Turki
“Ini hal yang sangat aneh … Pecundang akan membentuk pemerintah -pemenang akan berada di oposisi,” kata Mahathir, merujuk pada hasil pemilihan 2018.
Mahathir merupakan pemimpin terpilih tertua di dunia, yang kembali berkuasa pada 2018 dan berkoalisi dengan saingan lamanya Anwar Ibrahim.
Mahathir menjabat Perdana Menteri dari tahun 1981 hingga 2003. Anwar adalah wakilnya, tetapi hubungan itu memburuk ketika Anwar dipecat pada tahun 1998 setelah terjadi sengketa kepemimpinan.
Dengan mengejutkan, ia menggulingkan Perdana Menteri Najib Razak, yang saat itu berkuasa rapi diadili karena dituduh korupsi jutaan dolar dari dana kekayaan Pemerintah.
Baca juga: Lagi, Muslim Rohingya Menjadi Korban Pembantaian
Tingkat ketidakpastian politik ini tanpa preseden di Malaysia, ketika satu partai, UMNO, memerintah selama lebih dari 60 tahun, sampai akhirnya kalah dalam pemilihan dua tahun lalu, setelah terjadi gelombang kemarahan publik atas korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Sementara itu, Muhyiddin membelot dari koalisi Mahathir seminggu lalu, dan telah bersekutu dengan partai lamanya, UMNO.
Banyak orang Malaysia khawatir pemerintah baru akan sangat bergantung pada dukungan etnis Melayu, dan meminggirkan minoritas. Muhyiddin juga pernah secara kontroversial menggambarkan dirinya sebagai “Melayu dulu” dan “Malaysia berikutnya”.
Ada juga kekhawatiran pengangkatan Muhyiddin akan mengganggu investigasi kasus korupsi para pemimpin UMNO, yang diperkirakan menghabiskan biaya miliaran dolar bagi Malaysia selama dekade terakhir.
Namun Raja Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, yang memiliki suara pamungkas tentang siapa yang harus membentuk pemerintahan, memilih Muhyiddin sebagai perdana menterinya.