TIKTAK.ID – Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Prof Dr Gunarto memprediksi generasi Y dan generasi Z bakal menyumbang partisipasi yang besar dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Gunarto menganggap generasi Y dan Z yang notabene akrab dengan sosial media akan semakin melek politik. Dia pun menilai eksistensi media sosial bisa menjadi referensi para gen Y dan Z terkait konten politik.
“Mereka merupakan generasi yang akrab dengan media sosial dan menggunakan media tersebut sebagai salah satu referensi politik,” ujar Gunarto pada Kamis (2/2/23), seperti dikutip Tempo.co dari laporan krjogja.com mitra Teras.id.
Baca juga : Peneliti Nilai Isu Penghapusan Jabatan Gubernur Berpotensi Buka Peluang Amandemen UUD 1945
Generasi Y atau yang juga disebut generasi milenial lahir di rentang tahun 1977-1998 atau kini usianya sekitar 27 hingga 48 tahun. Gunarto mengatakan mereka menjadi salah satu generasi yang memiliki akses leluasa perihal politik dan demokrasi.
Sementara generasi Z merupakan generasi kelahiran 1999-2012 yang sering disebut digital native, fasih dan canggih dengan multimedia serta teknologi digital. Hampir seluruhnya menjadi pengguna media sosial aktif yang sering disisipi konten politik.
Gunarto menyatakan dengan lahirnya media sosial, maka memungkinkan adanya implementasi politik digital. Dia menyebut politik digital adalah ruang bagi ikatan-ikatan pollitik di masyarakat yang hadir berupa konten teknologi, baik untuk memperkuat atau mengurangi kadar demokrasi.
Baca juga : Tanggapi Bubarnya Relawan Ganjar Pranowo Mania, PDIP: Kapan Dibentuk, Kok Tiba-tiba Bubar
“Secara harfiah, politik digital menjadi arena besar yang memungkinkan adanya partisipasi, representasi, maupun artikulasi kepentingan kemudian bersinergi dan berkontestasi satu sama lain lewat konten digital sebagai agennya,” tutur Gunarto.
Gunarto menjelaskan bahwa kehadiran media sosial secara tidak langsung mampu membentuk karakteristik generasi Y dan Z yang bakal memengaruhi pola pikirnya dalam isu sosial politik. Dia berpendapat media sosial membuat mereka mampu mengakses beragam isu secara luas dan cepat seperti isu lingkungan, keberagaman, kesetaraan, hingga pemerintahan yang bersih membuat mereka lebih terbuka dan dinilai punya pola pikir yang progresif dalam politik.
Sekadar informasi, partisipasi generasi Y dan Z dalam politik di ruang digital bahkan mecuat saat mereka berhasil mengusung gerakan #reformasidikorupsi pada 2019 silam. Hal itu pun membuktikan bagaimana kedua generasi ini berpotensi mendominasi dalam ruang politik selanjutnya.