Puan Ingatkan Anak Muda Harus Punya Etika, Sindir Gibran?
TIKTAK.ID – Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani mengungkapkan bahwa anak muda harus punya etika, saling menghormati, dan menghargai. Puan menyampaikan hal itu dalam sambutannya saat menghadiri Harlah ke-51 PPP di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (27/1/24).
“Umur tidak usah dibilang lah, umur itu bukan masalah. Iya, kan? Yang pasti anak muda yang memiliki etika dan saat bicara memberikan sambutannya itu sangat menghargai dan menghormati. Iya enggak?” ujar Puan, seperti dilansir CNN Indonesia.
Puan menilai sikap saling menghargai dan menghormati terhadap yang tua penting dimiliki oleh anak muda.
Baca juga : Respons Isu Pertemuan Jokowi-Megawati, Puan: Pak Presidennya Mau Ketemu Enggak?
“Penting ini, penting. Mau hebat seperti apa pun, saya khususnya, mau hebat seperti apa pun, mau datang dari mana pun, keluarga siapa pun namanya saling menghormati dan saling menghargai itu merupakan hal yang utama, iya atau enggak?” ucap Puan.
Kemudian Puan membacakan sebuah pantun yang mengingatkan pasangan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz pada 2001 hingga 2004 silam.
“Partai Persatuan Pembangunan, partai sahabat sejati kami, teringat Mega-Bintang saat itu legasi demokrasi. Selamat Harlah Partai Persatuan Pembangunan yang kami hormati. Partai Ka’bah semakin kokoh dan disenangi,” terang Puan.
Baca juga : Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak dan Kampanye, Ganjar: Ya Silakan Saja
“Pantun ini saya sampaikan lantaran tadi saya melihat anak-anak muda partai Ka’bah luar biasa,” imbuh Puan.
Sementara itu, Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis dan Walhi mengadakan diskusi publik Analisa Debat Cawapres keempat bertajuk “Dari Etika Sampai Food Estate” di Jakarta pada pekan ini. Acara tersebut menganalisa debat Cawapres putaran keempat pada Minggu, (21/1/24).
Ada kejadian menarik yang menjadi sorotan netizen dan menjadi bahasan diskusi ini, yaitu tingkah laku Gibran dalam jalannya debat. Mulai dari gimmick mencari jawaban Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, hingga permohonan maaf dengan gestur membungkuk yang dilakukannya seusai debat.
Baca juga : TPN Ganjar Klaim Sikap Memihak Jokowi di Pilpres 2024 Bisa Jadi Pintu Pemakzulan
Gibran dianggap tidak paham sama sekali soal etika. Catatan Mahkamah Konstitusi pun menjadi bukti buruknya etika Gibran. Ia dinilai tak mampu membedakan antara etika dan etiket.
“Ada sikap merendahkan forum debat, menghina intelektualitas, menghina proses adu gagasan, dan kesempatan publik yang seharusnya bisa memperoleh yang terbaik dari para kandidat,” ungkap sastrawan Okky Madasari tentang sikap niretika Gibran, mengutip Gatra.com.