
TIKTAK.ID – Presiden Jair Bolsonaro mengumpat Kepala Mahkamah Pemilihan Agung Brasil dengan menyebutnya “anak jalang” dalam sebuah siaran langsung yang dibagikan di media sosial. Keduanya berselisih mengenai sistem pemungutan suara elektronik di negara tersebut.
Video umpatan tersebut langsung saja viral di media sosial, karena Bolsonaro terang-terangan menghina hakim tinggi Brasil dan Kepala Mahkamah Agung Pemilihan, Luis Roberto Barroso. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (6/8/21) kemarin, ketika Presiden sedang berbicara dengan para pendukungnya di Brasil selatan. Pertemuan itu dilaporkan dibagikan langsung di halaman media sosial Bolsonaro, tetapi kemudian dihapus, seperti yang dikutip dari RTnews.
Menanggapi komentar tersebut, Barroso mengatakan bahwa itu menunjukkan dia melakukan pekerjaannya dengan benar, lapor Reuters. Presiden Senat Rodrigo Pacheco mengkritik serangan verbal terhadap hakim tersebut, dengan mengatakan penghinaan Bolsonaro tidak dapat diterima.
Presiden Brasil telah terlibat dalam perselisihan jangka panjang dengan Mahkamah Agung tentang masalah pemilihan presiden di masa mendatang. Bolsonaro mengklaim bahwa sistem pemungutan suara yang ada dengan guci elektronik mungkin akan dicurangi. Ia menyarankan suara harus diberikan pada surat suara tercetak yang mudah dihitung ulang secara manual jika terjadi perselisihan. Dia telah mendorong amandemen konstitusi untuk mengubah semua sistem elektronik, tetapi Komite Majelis Rendah Kongres memilih menentangnya.
Penyelidikan atas klaim Bolsonaro telah disetujui oleh Mahkamah Agung Brasil awal pekan ini, dengan Hakim Agung Brasil Alexandre de Moraes menyatakan bahwa tuduhan penipuan pemilih tidak berdasar.
Namun, Bolsonaro menuduh penyelidikan atas klaimnya bahwa sistem pemilihan elektronik Brasil rentan terhadap penipuan melanggar konstitusi, dan dia telah bersumpah untuk bertindak sendiri sebagai tanggapan.
“Penyelidikan ini tidak dalam batas-batas konstitusi, sehingga penawarnya juga tidak dalam batas-batas konstitusi,” katanya, tanpa merinci tindakan apa yang dia rencanakan.
Bolsonaro, yang berniat mencalonkan diri untuk masa jabatan presiden kedua pada 2022, berulang kali menyatakan bahwa pemilihan dapat dicurangi terhadapnya karena dugaan kerentanan sistem pemungutan suara elektronik murni negara itu. Namun, dia tidak menunjukkan bukti yang meyakinkan untuk mendukung klaimnya.