
TIKTAK.ID – Polri diketahui telah mengkaji penambahan personel hingga sebanyak 2 ribu orang untuk ditempatkan di Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri. Penambahan personel itu adalah bagian dari rencana Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang ingin mengupayakan kinerja Densus 88 dalam menangani masalah terorisme.
“Baru akan dikaji, idealnya Densus ditambah 1.500 hingga 2.000 orang seluruh Indonesia, karena ditempatkan di 34 Polda,” ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, seperti dilansir CNN Indonesia, Rabu (16/2/22).
Dedi menjelaskan, jumlah personel tersebut bakal tersebar di Satuan Tugas Kewilayahan (Satgaswil) seluruh Indonesia, sehingga bisa melakukan mitigasi aksi terorisme dengan lebih maksimal. Meski begitu, Dedi mengklaim pihaknya masih menghitung lebih lanjut terkait jumlah rencana penambahan personel itu.
Baca juga : Barisan Buruh Cilegon Deklarasi Dukung Gus Muhaimin Jadi Capres 2024
“Supaya bisa lebih optimal dalam operasional mitigasi aksi terorisme,” ucap Dedi.
Perlu diketahui, kini jumlah personel yang bertugas di Detasemen Khusus berlambang Burung Hantu itu berjumlah 3.701 orang.
Kemudian Listyo melempar wacana untuk menambah jumlah tersebut menjadi dua kali lipat, sehingga bisa memaksimalkan kekuatan dalam penindakan terorisme. Listyo mengaku akan meningkatkan anggaran, sarana, dan prasarana Densus.
Baca juga : Tanggapi Desakan Ida Fauziyah Dicopot, Kemnaker: Di Atas Langit, Ada Langit
Melalui pengarahannya di kegiatan Senior Level Meeting Densus 88, Listyo menyebut Densus bakal punya peranan memantau perkembangan terorisme di skala Internasional. Dia menegaskan, Densus 88 harus bisa beradaptasi dalam menghadapi segala bentuk tantangan ke depan. Listyo pun mencontohkan, dengan adanya perkembangan kemajuan teknologi informasi (IT) yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku terorisme.
Sekadar informasi, pada 2020 Densus 88 berhasil menangkap 232 tersangka kasus terorisme. Lantas pada 2021, setidaknya Densus 88 menangkap tersangka terorisme sebanyak 370 orang.
Wacana penambahan jumlah personel Densus tersebut muncul usai Partai Ummat mendesak Pemerintah agar mengevaluasi kinerja Densus. Partai Ummat menyampaikan hal itu lantaran kader partainya ditangkap Densus di Bengkulu dengan dugaan terlibat jaringan teroris.
Baca juga : Puan Tinjau Rencana Titik Nol Ibu Kota Baru: IKN Beda dengan Jakarta
Menurut Sekjen Partai Ummat, Ahmad Muhajir, Densus 88 punya rekam jejak yang tidak baik dalam menangkap terduga teroris.
“Jangan sampai penangkapan ini juga menjadi bentuk teror baru,” tegas Muhajir, Senin (14/2/22).