TIKTAK.ID – Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borell memperingatkan agar blok tersebut mengambil tanggung jawab terhadap keamanannya dan mengompensasi defisit akibat konflik Rusia dan Ukraina.
“Contoh paling jelas” dari kekurangan tersebut adalah “stok yang habis akibat dukungan militer yang kami berikan ke Ukraina”, tulis Borrell di blognya pada Minggu (22/5/22), seperti yang dilansir Russian Today.
Tetapi ada banyak lainnya yang “diwarisi dari pemotongan anggaran dan kurangnya investasi di masa lalu,” tambahnya.
Menurut Borrell, pengeluaran pertahanan gabungan, di seluruh blok, telah meningkat hanya 20 persen dari 1999 hingga 2021, dibandingkan dengan 66 persen untuk AS, 292 persen untuk Rusia dan 592 persen untuk China.
Peristiwa di Ukraina telah mengakibatkan “pergeseran tektonik lanskap keamanan Eropa”, tegas diplomat itu. “Sekarang jelas bahwa Eropa dalam bahaya.”
Dalam keadaan seperti itu, “Uni Eropa perlu mengambil lebih banyak tanggung jawab terhadap keamanannya sendiri,” yang akan membutuhkan penciptaan “Angkatan Bersenjata Eropa yang modern dan dapat dioperasikan, dengan melihat spektrum yang lebih tinggi dan juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan,” katanya.
Investasi dalam bidang militer harus dikoordinasikan di antara negara-negara anggota UE karena tindakan sepihak oleh negara-negara tertentu dapat menjadi “buang-buang uang, dengan risiko melipatgandakan celah yang ada dan duplikasi yang tidak perlu”, Borrell memperingatkan.
Diplomat itu menyebutkan tiga tindakan utama yang pada akhirnya akan memungkinkan blok tersebut untuk menghapus kesenjangan saat ini terkait pertahanan blok tersebut.
Eropa bekerja pada kesiapan tempur pasukan mereka dan pengisian persediaan, modernisasi pertahanan udara, kemampuan berbasis dunia maya dan ruang angkasa dan untuk bersama-sama mengembangkan kemampuan utama masa depan seperti tank tempur utama.
“Sekarang adalah waktunya untuk mendorong pertahanan Eropa. Kita perlu memperkuat basis industri pertahanan Eropa dan beroperasi dengan kapasitas militer yang dibutuhkan. Untuk dapat meningkatkan kapasitas militer kami untuk membela diri, untuk membuat NATO lebih kuat dan untuk mendukung mitra kami dengan lebih baik kapan pun dibutuhkan,” tegas Borrell.
Moskow telah mengecam keterlibatan Uni Eropa dalam konflik Ukraina dan meningkatnya militerisasi. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan awal bulan ini bahwa blok tersebut “berubah dari platform ekonomi konstruktif yang awalnya dimaksudkan untuk menjadi pemain militan agresif yang berambisi jauh membentang melampaui benua Eropa.”
Lavrov bersikeras Uni Eropa “mengikuti jejak NATO”. Kedua entitas sedang dalam proses penggabungan dan di masa depan UE akan beroperasi hanya sebagai perpanjangan dari aliansi militer yang dipimpin AS, kata Lavrov.
Selain sanksi Rusia, Uni Eropa telah mengalokasikan 2 miliar Euro untuk bantuan militer ke Kiev di tengah konflik dengan Moskow.
Borrell mengatakan pada bulan lalu bahwa “perang ini harus dimenangkan di medan perang”. Dia juga berjanji bahwa “Uni Eropa tidak akan membiarkan Ukraina kehabisan peralatan [militer].”