TIKTAK.ID – Presiden Bolivia yang digulingkan bulan lalu, Evo Morales, pada Selasa (18/12/19), mengatakan bahwa partai sosialisnya akan memenangkan pemilihan umum tahun depan meski tanpa dirinya. Sebab setelah mengundurkan diri pada Oktober lalu Morales langsung terbang ke Meksiko, lalu terbang ke Argentina untuk mendapatkan suaka dan perlindungan hingga saat ini.
Setelah dipaksa mengundurkan diri oleh militer, Morales yang sudah memerintah di Bolivia selama 14 tahun, dilarang untuk mengikuti pemilihan umum di Bolivia tahun depan.
“Saya yakin kami akan memenangkan pemilihan berikutnya. Saya tidak akan menjadi kandidat tetapi saya memiliki hak untuk berpolitik,” kata Morales kepada wartawan, seperti yang dilaporkan France24.
Padahal pada pemilihan umum Oktober lalu Morales kembali memenangkan pemilihan umum dan siap kembali menjabat sebagai Presiden Bolivia untuk masa jabatan berikutnya. Namun Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) mengklaim menemukan kecurangan dalam perhitungan suara, hingga Morales dipaksa mengundurkan diri.
Baca juga: Diterpa Skandal dan Tekanan Demo Buruh, ‘Tuan Pensiun’ Prancis Pilih Mundur
Pasca Morales lengser dari posisinya sebagai Presiden Bolivia, Jeanine Anez dari partai sayap kanan mengangkat dirinya sebagai Presiden Bolivia sementara hingga masa transisi. Jeanine menjanjikan untuk mengadakan pemilihan umum ulang tahun depan. Namun hingga saat ini tanggal untuk pemilihan itu belum ditentukan. Jeanine juga melarang Morales untuk mencalonkan diri kembali.
Bahkan pada akhir pekan lalu, Jeanine mengatakan akan segera mengeluarkan surat penangkapan untuk Morales. Jeanine menyatakan bahwa Morales akan diselidiki terkait dugaan melakukan penghasutan dan tindak terorisme.
Pemerintahan Jeanine menuduh Morales menghasut dan mengobarkan keresahan dari tempat pengasingannya, khususnya kepada penduduk asli Bolivia yang merupakan pendukung terbesar Morales.
Baca juga: Amerika Dapat Orderan 1,2 Juta Lembar Kulit Manusia dari Negara Ini
Setelah Morales menyatakan pengunduran dirinya pada 20 Oktober lalu, Bolivia dilanda kerusuhan sosial selama berminggu-minggu. Pendukung Morales tak menerima pengunduran diri Morales dan menganggap apa yang terjadi adalah sebuah kudeta.
Morales terpaksa mundur setelah diminta mengundurkan diri oleh Kepala Militer Bolivia Jenderal William Kalima. Tak hanya kehilangan dukungan dari militer, Morales juga kehilangan dukungan dari Kepolisian.
Morales tak hanya omong-kosong ketika mengatakan dirinya akan tetap berpolitik meskipun berada di pengasingan. Buktinya Partai Gerakan Sosialisme (MAS) Bolivia menunjuk Morales sebagai manajer kampanye mereka. Morales melakukan kampanye pemilihan untuk MAS pada akhir pekan lalu di wilayah Liniers di Buenos Aires yang memiliki komunitas Bolivia cukup besar.
Baca juga: Pasukan Suriah Temukan Bekas Gudang Senjata ISIS Penuh Peralatan Militer Buatan Israel
Morales juga sempat bertemu dengan Presiden Argentina yang baru Alberto Fernandez dan Wakilnya Cristina Kirchner. Mereka adalah dua sekutu kelompok kiri.
“Kewajiban saya sekarang yang bukan kandidat, sekarang saya bukan presiden, adalah untuk menemani para kandidat sehingga mereka dapat memenangkan pemilihan,” kata Morales, yang merupakan presiden pribumi pertama di negaranya.
Di antara calon favorit pemimpin MAS pada pemilihan akan datang adalah mantan presiden Senat Adriana Salvatierra yang berusia 30 tahun, dan ilmuwan politik serta pemimpin serikat buruh petani koka, Andronico Rodriguez.
Baca juga: 6 Orang Tewas dalam Demonstrasi di India
“Kami akan mengikuti Pemilu dengan kandidat terbaik, seseorang yang dapat menjamin bukan saja suaranya asli tetapi juga kelas menengah dan kelas bisnis,” kata Morales.