TIKTAK.ID – Aktris Maudy Koesnaedi diketahui terlibat dalam proyek film “Losmen Bu Broto”, yaitu film adaptasi dari sinetron hits era 80-an. Film ini digarap oleh Paragon Pictures, berkolaborasi dengan Ideosource Entertainment, Ideoworks.id dan Fourcolours Films.
Kemudian menjelang tayang pada 18 November 2021, “Losmen Bu Broto” memperlihatkan cuplikan trailer yang menghadirkan problematika keluarga Jawa. Trailer berdurasi dua menit lebih tersebut dibuka dengan suasana hangat dan rasa kekeluargaan yang hadir di Losmen yang dikelola Bu Broto, Pak Broto, dan ketiga anaknya: Pur, Sri, dan Tarjo.
Namun muncul masalah besar yang menimbulkan perpecahan dan memperbesar bibit konflik yang sudah lama tertanam antara Bu Broto, Pur, dan Sri. Dengan Pak Broto terhimpit di tengah dan Tarjo yang harus menghadapi masalah itu sendiri.
“Melalui film Losmen Bu Broto, selain nostalgia, kita juga menampilkan konflik keluarga di masa sekarang dengan peran wanita yang kuat dan dilema yang dihadapinya. Para wanita di film ini, Bu Broto, Mbak Pur dan Jeng Sri menjadi topik sentral. Hal ini tentu menjadi sangat relevan dengan yang terjadi di masyarakat Indonesia,” terang Andi Boediman, Produser “Losmen Bu Broto”, seperti dilansir Okezone.com.
Sementara itu, Maudy Koesnaedi yang memerankan Bu Broto menyebut film ini syarat akan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa. Menurutnya, film ini menceritakan sebuah keluarga mesti bersikap ketika menghadapi masalah.
“Bu Broto mempunyai karakter yang kuat dan mandiri karena berperan untuk memimpin Losmen dengan idealisme dan standar nilai keluarga Jawa,” terang Maudy Koesnaedi.
Sedangkan aktris Maudy Ayunda yang membintangi tokoh Jeng Sri menjelaskan, meski dibesarkan dengan nilai-nilai keluarga Jawa, Jeng Sri memiliki karakter yang dinamis, modern, dan gigih dalam mempertahankan impiannya bermusik.
“Jeng Sri juga menghadapi konflik dengan Bu Broto, lantaran hubungannya dengan seorang seniman bernama Jarot,” jelas Maudy Ayunda.
Selain itu, film ini juga dibintangi Mathias Muchus, Putri Marino, dan Baskara Mahendra.
Andi Boediman menerangkan, keseluruhan film diambil di Yogyakarta dan sekitarnya, karena merupakan destinasi wisata yang kaya dengan budaya Jawa.
“Kami memadukan berbagai unsur seperti lokasi, busana, karya seni, musik dan kuliner demi mewujudkan Losmen Bu Broto” ungkap Andi Boediman.