TIKTAK.ID – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini tampaknya terus berupaya mengurangi porsi asing dalam kepemilikan surat utang Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Lucky Alfirman.
Lucky mengatakan bahwa kini proporsi kepemilikan asing turun terus, yakni pada 2020 turun menjadi 25%, dan di 2021 turun menjadi 19,3%. Padahal, kata Lucky, bila dilihat sebelum pandemi, porsi kepemilikan SBN Indonesia oleh asing mencapai lebih 38%-39%.
“Hal itu berarti kita mengurangi ketergantungan dan kerentanan asing,” terang Lucky melalui Launching dan Pembukaan Masa Penawaran Obligasi Negara Ritel Seri ORI021, Senin (24/1/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Pengamat Sebut Anies Seharusnya Berterima Kasih Ke Giring, Lho Kok Bisa?
Lucky mengaku dengan adanya penurunan porsi asing, maka Pemerintah tidak perlu lagi khawatir jika ada gejolak di pasar keuangan global. Dia menegaskan, nilai tukar rupiah akan tetap kuat dalam kondisi apa pun.
Menurut Lucky, kunci lepas dari ketergantungan asing yakni penguatan basis investor domestik, termasuk yang bersifat ritel atau individu. Oleh sebab itu, dia mengatakan Pemerintah terus menggali investor domestik melalui dikeluarkannya SBN ritel.
Lucky menyatakan, teranyar Pemerintah lewat DJPPR Kementerian Keuangan akhirnya telah resmi meluncurkan Obligasi Negara Ritel atau ORI021 pada Senin (24/1/22). Dia menerangkan, tujuan dari peluncuran ORI21 tersebut adalah penguatan basis investor domestik, termasuk yang bersifat ritel atau individu, serta mengurangi ketergantungan dari luar (asing).
Baca juga : Terkait Cuitan Relawan ‘Anies 8aswedan’, Maksudnya Apa?
“Mengenai potensi sendiri, kita sudah menggunakan SID untuk pembelian SBN. Saat ini jumlah investor kita ada sebanyak 550 ribu investor, dan SID yg terdaftar di pasar modal sudah mencapai 7,5 juta. Jadi ini peluangnya sangat besar,” ungkap Lucky.
“ORI021 insyaallah aman, karena ini produk Pemerintah dan dijamin UU. Insyaallah kita tidak akan default,” imbuhnya.
ORI021 pun mempunyai fitur kemudahan. Kementerian Keuangan sudah memasangkan SBN ritel memakai platform online. Jadi para investor bisa membeli aset di mana pun dan kapan pun.
Sekadar informasi, sebelum menggunakan platform online, SBN ritel dinilai hal yang canggih dan hanya untuk orang kaya. Sebelumnya, sumbangan kontribusi milenial hanya 20%. Namun kini generasi milenial jadi pembeli paling besar dengan angka 40%.