TIKTAK.ID – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menggenjot serangannya ke China, pada Kamis (6/8/20), karena penanganan wabah virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 700.000 orang di seluruh dunia, ketika Menteri Kesehatannya terbang ke Taiwan untuk kunjungan yang otomatis akan membuat Beijing sewot.
Ketika perekonomian Amerika merosot dan kepercayaan publik kepada Trump juga ikut anjlok di tengah pandemi, dia berusaha mengalihkan fokus rakyatnya ke Beijing, mengklaim lagi, tanpa bukti, bahwa Beijing mungkin saja sengaja membiarkan virus menyebar secara global, tulis Reuters.
Presiden Republik, yang mengikuti jejak Demokrat Joe Biden untuk ikut dalam pemilihan nasional menjelang pemilihan 3 November, mengatakan itu adalah “aib” bahwa Beijing membatasi penyebaran virus di dalam negeri sendiri, tetapi membiarkannya menjangkau seluruh dunia.
“Apa yang dilakukan China adalah hal yang mengerikan… apakah itu tidak kompeten atau sengaja,” katanya, saat pemerintahannya terus menindak perusahaan dan ekspor China.
Biden pada Rabu lalu mengatakan kesepakatan perdagangan Amerika fase pertama yang ditandatangani pada Januari oleh dua ekonomi terbesar dunia “gagal” setelah data Departemen Perdagangan menunjukkan defisit perdagangan Amerika-China melebar 5 persen menjadi 28,4 miliar dolar pada Juni kemarin.
Trump menandatangani perintah eksekutif Kamis itu yang bertujuan menarik kembali rantai pasokan dari China bagi bahan-bahan utama dan pasokan yang digunakan untuk membuat obat-obatan dan peralatan medis.
Penasihat top juga mendesak presiden untuk menghapus daftar perusahaan China yang berdagang di bursa saham Amerika dan gagal memenuhi persyaratan audit Amerika pada Januari 2022.
Ketegangan yang terus memuncak dapat meningkat lebih jauh lagi ketika mulai Minggu lalu, Menteri Kesehatan Trump, Alex Azar mengunjungi Taiwan. Sementara Taiwan bagi Beijing merupakan provinsi pemberontak. China telah mengancam akan membalas dengan keras tindakan Amerika itu.
Azar akan menjadi pejabat tinggi Amerika yang mengunjungi pulau itu setelah empat dekade. Washington memutuskan hubungan resmi dengan Taipei pada 1979 untuk mendukung Beijing, namun kini bergerak dan menjual setidaknya empat drone udaranya yang besar dan canggih ke Taiwan.