TIKTAK.ID – Kedutaan Besar Yaman di Riyadh, Arab Saudi mengumumkan menutup aktivitas mereka sampai batas waktu yang tak ditentukan. Kebijakan ini diambil karena beberapa staf Kedutaan dikonfirmasi terinfeksi virus Corona.
Kedutaan mengumumkan penutupannya di Twitter pada Sabtu malam. Namun, mereka tak menyebutkan berapa jumlah staf yang tertular Covid-19.
“Kedutaan Besar Republik Yaman di Riyadh mengumumkan penangguhan layanan mulai besok 14 Juni 2020 hingga tanggal yang tidak ditentukan, sebagai hasil dari penemuan sejumlah kasus virus Corona baru”, kata Kedutaan dalam pengumumannya, tulis Aljazeera.
Demikian pula dengan Kedutaan Besar Filipina. Mereka mengumumkan bahwa mulai Minggu 14 Juni, kantornya untuk urusan perburuhan akan ditutup setelah sejumlah karyawan di tempat itu menjalani tes virus Corona dan enam orang dipastikan positif.
Kantor Kedutaan kini sedang disterilkan dan karyawan bekerja dari jarak jauh, kata Kedutaan.
Jumlah kasus virus Corona di Arab Saudi terus meningkat hingga lebih dari 3.000 kasus setiap hari dengan lebih dari 123.000 kasus yang dikonfirmasi dan 930 orang meninggal secara keseluruhan.
Negara berpenduduk 34 juta jiwa ini mencatat infeksi Covid-19 pertamanya pada 2 Maret lalu.
Pada 16 Maret, Arab Saudi menghentikan pekerjaan di semua sektor Pemerintah kecuali kesehatan dan keamanan sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi pandemi. Kasus Covid-19 di Kerajaan memuncak hingga mencapai 50.000 kasus pada 16 Mei.
Meskipun Kerajaan telah melonggarkan pembatasan terkait virus Corona di sebagian besar kota di negara itu, Pemerintah mengumumkan pada tanggal 6 Juni kebijakan lockdown di kota Jeddah.
Akibat gelombang Covid-19 ini, Arab Saudi kini sedang mempertimbangkan membatalkan ibadah haji untuk pertama kalinya sejak Kerajaan itu didirikan pada 1932, setelah kasus virus Corona mencapai 100.000 kasus di negara itu.
“Masalah ini telah dipelajari dengan cermat dan berbagai skenario sedang dipertimbangkan. Keputusan resmi akan dibuat dalam waktu satu minggu,” kata seorang pejabat senior dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi kepada Financial Times.
Ibadah tahunan yang diadakan pada akhir Juli nanti adalah salah satu ibadah keagamaan terbesar di dunia, yang menarik sekitar 2 juta orang ke dua kota suci umat Islam di Kerajaan itu setiap tahunnya. Tetapi setelah sejumlah penyelenggara acara global termasuk Olimpiade di Tokyo dipaksa untuk menunda atau membatalkan karena pandemi virus Corona, pejabat Saudi menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengambil tindakan serupa.
Salah satu proposal yang memungkinkan adalah membatasi hanya pada sejumlah kecil jemaah haji setempat untuk melakukan haji, sambil mengamati tindakan pencegahan kesehatan yang ketat. Kemungkinan lain adalah membatalkan musim haji sama sekali.
“Semua opsi ada di atas meja tetapi prioritasnya adalah untuk kesehatan dan keselamatan jemaah haji,” kata pejabat itu.