TIKTAK.ID – Kapuspen TNI, Mayjen Achmad Riad menjelaskan bahwa Vaksin Nusantara bukan program TNI.
Sementara itu, tengah berlangsung penyuntikan vaksin buatan eks Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto itu digelar pada Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto yang bertempat di bawah komando pusat kesehatan Angkatan Darat (AD).
“Program Vaksin Nusantara bukanlah program dari TNI,” sebut Achmad Riad pada konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4/21).
Meski begitu, Achmad menyatakan TNI selalu mendukung setiap inovasi vaksin untuk penanggulangan pandemi Covid-19.
Bagi Achmad, TNI memberikan dukungan terhadap pengembangan vaksin Covid-19 dari dalam negeri yang mempunyai tiga kriteria serta persyaratan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“TNI bakal selalu mendukungnya dengan catatan sudah memenuhi kriteria dan persyarataan yang ditetapkan BPOM sehingga harus terdapat 3 kriteria penting yang perlu dipenuhi yaitu keamanan, efikasi, dan kelayakannya,” terangnya.
Walaupun saat ini Vaksin Nusantara tengah menjadi kontroversi disebabkan BPOM belum memberikan restu terkait uji klinik (PPUK), tetapi beberapa anggota DPR telah bersedia menjadi relawan pada pengembangan Vaksin Nusantara.
Sampel darah telah diambil sehubungan uji klinik fase II di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (14/4/21).
Menanggapi pengembangan Vaksin Nusantara, Kepala BPOM Penny K Lukito menyatakan, proses pembuatan Vaksin Nusantara meloncati proses yang sudah disepakati.
Penny menjelaskan semestinya Vaksin Nusantara perlu menjalani tahapan praklinik lebih dahulu sebelum memasuki tahap uji klinik tahap I. Tetapi, tim yang memproses vaksin itu menolak.
“Nah Vaksin Nusantara itu loncat, pada saat itu sesungguhnya di awal-awal pada waktu pembahasan awal itu tidak, perlu praklinik dulu ya, tetapi mereka menolak,” jelas Penny sebagaimana dilansir Kompas.com, Rabu (14/4/21).
Penny lantas merestui dengan syarat pemberian laporan terhadap tiga subjek dalam proses pengembangan vaksin. Namun menurutnya, tim peneliti Vaksin Nusantara melangsungkan penelitian atas 28 subjek atau melampaui jumlah subjek yang sudah disepakati sebelumnya, dan data uji klinik tahap I yang didapatkan juga tak memperlihatkan hasil yang memuaskan.