TIKTAK.ID – Sejumlah politikus Partai Demokrat secara bergantian mengungkapkan pendapat mengenai pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto yang menutup pintu koalisi dengan PKS dan Demokrat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, akibat perbedaan ideologi.
Teranyar, Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Irwan ikut buka suara untuk menanggapi pernyataan kubu PDIP. Ia mengatakan bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Hasto menandakan kepanikan terhadap situasi politik saat ini.
“Apa yang disampaikan Hasto ini saya pandang sebagai sebuah panic disorder. Sebab, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Hasto menarik garis batas tegas,” ujar Irwan, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sabtu (29/5/21).
Irwan menilai pernyataan Hasto itu justru semakin menegaskan PDIP tengah menikmati kondisi perpecahan bangsa yang terjadi sejak Pilpres 2014. Kemudian ia menyebut kepanikan Hasto juga menandakan PDIP takut pada Partai Demokrat yang terus mendapat simpati besar rakyat Indonesia saat ini.
“[Hasto] kehilangan kendali rasional di tengah kondisi Pilpres yang masih jauh dan masih fokus pandemi Covid-19, serta pemulihan ekonomi nasional,” ucapnya.
Lantas Irwan mengaku bahwa pernyataan Hasto mengenai ideologi partai itu berbahaya. Pasalnya, kata Irwan, hal itu berpotensi membelah persatuan bangsa dengan membuat label yang keliru dan sesat kepada lawan politik PDIP. Ia pun menegaskan, Pancasila merupakan ideologi politik yang diusung oleh Partai Demokrat.
“Semua partai tentu memiliki ideologi, dan sudah final ideologi partai Demokrat adalah Pancasila,” tutur Irwan.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief sempat mengklaim partainya melakukan bunuh diri politik jika sampai berkoalisi dengan PDIP pada Pemilu 2024. Menurutnya, Demokrat sebenarnya sudah mulai mencari-cari rekan koalisi untuk 2024. Meski begitu, ia memastikan kalau Demokrat tidak akan menggandeng PDIP di Pemilu mendatang.
“Di tengah ketidakpuasan tehadap Pemerintah yang sudah meluas, tentu kerugian besar jika Demokrat ikut dalam koalisi PDIP, hal itu sama juga dengan bunuh diri politik. Jadi kami memilih cara dengan cermat dan menghitung banyak aspek,” terang Andi dalam keterangan tertulis, Jumat (28/5/21).