TIKTAK.ID – Partai Golkar diketahui telah membuka peluang kepada partai besar seperti PDIP untuk berkoalisi, terkait pencalonan presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2024.
Kemudian Ketua Bidang Penghubung Antar Lembaga Politik DPP Partai Golkar, Firman Soebagyo berharap bahwa penentuan Capres dan Cawapres bukan dari partai mana yang lebih besar dari partai lain.
“Namun tentunya kan masing-masing bukan karena partai besar, lalu harus jadi presiden. Bukan karena partai nomor dua, harus terus wakil, bukan seperti itu,” ujar Firman Soebagyo, Kamis (28/10/21), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Gerindra Dorong Penurunan Ambang Batas Pencalonan Presiden dari 20% Jadi 0%
Menurut Firman, koalisi untuk pencalonan presiden adalah sebuah keharusan. Sebab, dia menilai hampir tidak ada partai politik yang bisa mencalonkan sendiri. Dia menyebut hal itu merupakan konsekuensi multi partai di Indonesia.
Untuk itu, Firman mengatakan ada sejumlah kemungkinan di dalam politik, termasuk berkoalisi dengan PDIP. Akan tetapi, dia menyatakan hal itu tentu berproses dan mengikuti dinamika yang berkembang serta irama masing-masing partai.
“Jika dirasa itu merupakan suatu kebutuhan dan suatu kesepakatan (koalisi) yang bisa dilakukan ya kenapa tidak, kan begitu. Namun tentunya masing-masing bukan karena partai besar,” tegas Firman.
Baca juga : NU Buka Peluang Perempuan Jadi Calon Ketum
Firman menjelaskan, penentuan Capres dan Cawapres harus dilihat dari tingkat keterpilihan, popularitas dan elektabilitas para calonnya. Dia menganggap penentuan hal tersebut nantinya akan menimbulkan permasalahan antarpartai yang ingin berkoalisi.
“(Solusinya) itu pada menit-menit terakhir, itu akan ada keputusan politik,” ungkapnya.
Firman berpendapat bila memang koalisi dengan PDIP mengalami kebuntuan, maka pihaknya terbuka berkoalisi dengan partai lain. Dia mengakui kebuntuan itu terjadi saat ada keinginan melakukan koalisi, tapi keduanya tetap pada pendirian untuk memposisikan calonnya di nomor 1.
Baca juga : GEBRAK Demo ke Istana, Tuntut Jokowi Mundur
“Tidak ada titik temu. Ketika sudah begitu, dia harus mencari alternatif lain, bisa saja terjadi (koalisi dengan Nasdem, PKB dll),” jelas Firman.
Lebih lanjut, ketika ditanya kemungkinan agenda bertemu Ketua Umum PDIP Megawati, Firman menyerahkan sepenuhnya kepada Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar. Dia mengklaim saat ini partainya tengah fokus pada konsolidasi di tingkat arus bawah, yakni di tingkat kepengurusan partai provinsi, kota, dan kabupaten.