TIKTAK.ID – Software untuk melakukan kecurangan (cheat) pada game online populer seperti PUBG di China diketahui memiliki nilai bisnis fantastis mencapai US$293 juta atau sekitar Rp4,3 triliun. Tencent, pengembang gim PUBG dan Call of Duty: Mobile melaporkan nilai bisnis tersebut.
Software cheat atau cheatware sendiri dapat membuat pengguna bisa berbuat curang di gim. Salah satu cheat yang paling populer yakni auto-aiming yang bisa membantu pemain melihat musuh di balik sebuah objek, kemudian otomatis mengunci bidikan ke musuh. Cheat populer lainnya dapat membuat pemain terbang atau menembus dinding.
Dengan besarnya pasar cheatware China, membuktikan meningkatnya permintaan. Peningkatan tersebut pun terjadi meski ada upaya industri internet menghilangkan akses komersial ke cheatware hingga tindakan otoritas China terhadap pembuat cheatware.
Perlu diketahui, telah sejak lama Otoritas China menindak penjualan cheatware. Seperti pada 2020, China meluncurkan kampanye Sword Net 2020 yang menargetkan pembuat cheatware. Kemudian pada Juni, polisi menggerebek operasi cheatware di Taizhou, Jiangsu yang menghasilkan pendapatan 20 juta yuan atau sekitar Rp43,5 miliar setelah hampir dua tahun beroperasi.
Meski begitu, pasar cheat dan peretasan video game di China terus berkembang pesat. Judul-judul populer dimanfaatkan oleh pembuat cheatware untuk menarik banyak pemain, termasuk League of Legends, Apex Legends, PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG), dan Peacekeeper Elite.
Pembuat cheat tersebut memanfaatkan fungsi chat untuk mengiklankan cheatware. Mereka juga menggunakan bahasa yang lebih halus atau eufemisme dalam pemasaran agar cheatware tak diblokir di situs e-commerce. Harga cheatware dibanderol mulai US$ 450 atau sekitar Rp681 ribu hingga kurang dari US$ 1 atau sekitar Rp15 ribu.
Raksasa internet Tencent pun mengaku telah membantu otoritas China menangani 22 kasus cheatware sejak 2019 yang melibatkan operasi dengan total penjualan hampir 260 juta yuan atau sekitar Rp575,9 miliar. Menurut Tencent, operasi penghapusan cheatware telah meningkat 19,9 persen atau 5.003 cheatware lebih banyak pada 2019 dibandingkan 2018.
Dikutip CNN Indonesia dari South Morning China Post, China adalah rumah bagi 657 juta gamer, dan mengalami lonjakan penjualan video game menjadi 139,4 miliar yuan atau sekitar Rp308,8 triliun sejak Januari hingga Juni 2020, tepatnya naik 22,3 persen dari periode yang sama tahun lalu.