TIKTAK.ID – Dua bom meledak di Jolo Filipina selatan dan menewaskan sedikitnya 10 orang dan beberapa lainnya terluka. Salah satu pelaku bom bunuh diri diduga seorang wanita, menurut pihak berwenang.
Kepala Palang Merah Filipina, Richard Gordon mengatakan ledakan itu terjadi pada Senin (24/8/20) waktu setempat pada tengah hari di Ibu Kota Sulu, salah satu provinsi paling selatan negara itu, tulis Al Jazeera.
Gordon, yang juga seorang senator mengatakan, sebuah sepeda motor yang membawa bom rakitan meledak di dekat truk militer yang dekat dengan Kantor Palang Merah di Jolo. Lima tentara dan empat warga sipil tewas dalam ledakan pertama.
Ketika pihak berwenang menutup daerah itu, ledakan kedua dilaporkan dilakukan oleh seorang wanita pembom bunuh diri, menewaskan satu orang, kata Mayor Jenderal Corleto Vinluan. Serangan bom bunuh diri itu merupakan serangan keempat yang tercatat di negara itu.
Sedikitnya 24 tentara Pemerintah terluka dalam dua serangan itu.
Lokasi serangan kali ini tidak jauh dari lokasi serangan bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 20 orang di dalam sebuah gereja Katolik pada awal 2019, menurut saluran PTV yang dikelola Pemerintah.
Gambar yang diposting oleh PTV di media sosial pada Senin ini menunjukkan puing-puing dan mayat tergeletak di jalan di samping kendaraan militer.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan kali ini.
Dalam sebuah pernyataan, Kepala Polisi Filipina Jenderal Archie Francisco Gamboa mengatakan dia telah memerintahkan penyelidikan atas insiden mematikan tersebut, dan menambahkan bahwa semua pelaku harus bertanggungjawab atas kejahatan tersebut.
Sulu dikenal sebagai kubu kelompok Abu Sayyaf, kelompok bersenjata yang telah bersekutu dengan ISIL (ISIS).
Abu Sayyaf telah lama berjuang untuk kemerdekaan di wilayah selatan Mindanao, yang mereka anggap sebagai Tanah Air leluhur mereka sejak masa penjajahan pra-Spanyol.
Kelompok ini terkenal karena keap melakukan penculikan, perampokan, dan pemboman mematikan.
Pada Juni lalu, empat tentara tewas di Jolo menyusul dugaan konfrontasi dengan petugas polisi, yang memicu ketegangan antara kedua pasukan Pemerintah.
Para tentara tersebut dilaporkan sedang mengejar tersangka pejuang bersenjata, ketika mereka dihentikan oleh polisi yang menyebabkan insiden mematikan itu.
Sebelumnya pada Senin ini, seorang Komandan Militer di Mindanao, Mayor Jenderal Vinluan mengatakan kepada para senator di Manila bahwa “mungkin” petugas polisi yang terlibat dalam penembakan itu memiliki hubungan darah dengan tersangka kelompok Abu Sayyaf yang sedang dikejar oleh militer.
“Itu mungkin, karena hampir semua orang berhubungan satu sama lain di Sulu. Ada ASG [Kelompok Abu Sayyaf] yang punya kerabat di kepolisian… Sulu ini wilayah kecil.”