
TIKTAK.ID – Finlandia mungkin harus membuka toko kelontong di negara itu secara bergiliran selama berjam-jam untuk mengurangi penggunaan energi mereka di musim dingin ini, operator jaringan negara itu mengatakan kepada outlet berita YLE pada Minggu (31/7/22). Dengan perkiraan kekurangan bahan bakar yang akan mereka alami, maka rumah tangga di Finlandia juga akan diminta untuk menurunkan konsumsi energi mereka, dlansir Russia Today.
Menurut operator jaringan, sekitar 2.800 toko makanan di Finlandia perlu saling mengatur siapa yang akan tutup dan siapa yang akan tetap buka jika listrik dijatah di area tertentu. Kesepakatan semacam ini sangat penting di daerah pedesaan untuk memastikan bahwa semua gerai di satu kota atau desa tidak tutup pada saat yang sama, kata YLE.
Finlandia tidak luput dari kenaikan biaya bahan bakar dan energi di seluruh Eropa, akibat sanksi Uni Eropa terhadap Rusia setelah Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina pada Februari lalu. Pada Mei, negara itu mengajukan permohonan bersama dengan Swedia untuk bergabung dengan aliansi NATO dan telah menghentikan pasokan gasnya dari Rusia setelah menolak membayar komoditas tersebut dalam bentuk Rubel, seperti yang diminta Rusia untuk dilakukan oleh semua negara yang “tidak bersahabat”.
Finlandia hanya menggunakan gas untuk menghasilkan sekitar 3,6 persen listriknya per angka dari tahun 2020, dengan sebagian besar daya yang dihasilkan di negara Nordik itu berasal dari hidro dan nuklir. Namun, hingga saat ini, Finlandia mengimpor hanya di bawah seperlima dayanya dari Rusia dan Estonia.
Finlandia secara sukarela menurunkan jumlah listrik Rusia yang diimpornya pada April, dan diputus seluruhnya oleh pemasok Rusianya, RAO Nordic, yang mengatakan telah berhenti menerima pembayaran dari Finlandia.
Reaktor nuklir terbaru negara itu, yang semula dijadwalkan dibuka pada 2009, juga belum beroperasi. YLE melaporkan bulan lalu bahwa reaktor tidak akan mulai memproduksi listrik sampai Desember, ketika diharapkan untuk memenuhi hampir seperenam dari permintaan negara. Kerusakan peralatan dan masalah teknis lainnya telah mengganggu proyek nuklir sejak pembangunannya dimulai pada 2005.
Dengan krisis yang membayangi setelah tiba musim dingin di Finlandia, Pemerintah akan mendesak rumah tangga untuk menurunkan konsumsi mereka mulai Agustus dan seterusnya, seperti yang sudah terjadi di beberapa negara Eropa lainnya.
Bersama dengan 26 negara anggota UE lainnya, Finlandia juga telah berkomitmen untuk secara sukarela menurunkan konsumsi gasnya sebesar 15 persen selama musim dingin, di bawah perjanjian yang dapat menjadi wajib jika blok tersebut menyatakan keadaan darurat.