TIKTAK.ID – Bankir terkemuka Jerman menyuarakan keprihatinannya pada Senin (3/7/22) terkait risiko yang bakal dihadapi ekonomi terbesar Eropa akibat krisis gas yang membayangi Benua Biru itu.
Jerman, yang sebagian besar negaranya bergantung pada gas Rusia untuk bahan bakar ekonomi ekspornya, bersiap dengan kemungkinan penghentian total pasokan gas Rusia jika Moskow meningkatkan penggunaan gasnya sebagai senjata ekonomi melawan Barat selama konflik di Ukraina.
Masalah gas telah berkontribusi dan berada di atas tingkat inflasi yang melonjak sebesar 8 persen, seperti yang dilasir Euronews.
Kepala Eksekutif Deutsche Bank, Christian Sewing mengatakan bahwa inflasi memiliki “potensi gangguan yang sangat besar” dan meningkatkan risiko resesi global tahun depan.
“Saya tidak dapat menyangkal bahwa saya khawatir tentang apa yang akan terjadi selama 12 bulan ke depan,” katanya pada konferensi di Frankfurt.
Sementara itu, Kepala Keuangan Commerzbank, Bettina Orlopp mengatakan pada konferensi yang sama bahwa risiko terhadap ekonomi sekarang sama besarnya dengan krisis utang Eropa pada satu dekade lalu.
Pemberi pinjaman terbesar di Jerman sedang dalam proses perombakan besar-besaran, termasuk pemotongan staf dan pengurangan biaya lainnya, dalam upaya untuk mengembalikan keuntungan yang berkelanjutan, dengan beberapa hasil.
Namun harga saham kedua bank telah merosot selama bertahun-tahun, terutama baru-baru ini karena kekhawatiran tentang pasokan gas semakin meningkat.
Deutsche dan Commerzbank masing-masing kehilangan sekitar 12 persen pada 23 Juni, hari ketika Berlin pindah ke tahap kedua dari tiga tahap rencana darurat pasokan energinya.
Kedua bank turun lebih dari 20 persen selama sebulan terakhir, dibandingkan dengan penurunan indeks luas bank-bank Eropa yang hanya 8,3 persen.
Awal tahun ini, Deutsche Bank meningkatkan panduan ketentuan risikonya selama setahun penuh karena perang di Ukraina dan dampaknya terhadap perekonomian.
“Kami juga mencatat peningkatan ketidakpastian sehubungan dengan dampak potensial dari risiko pasokan energi di Eropa,” kata bank itu dalam sebuah pernyataan pekan lalu.
Kekhawatiran bank menggema ke industri Jerman, yang bergantung pada bank untuk pembiayaan.
“Kami berada di tengah krisis energi besar-besaran dan berpotensi berubah menjadi krisis ekonomi besar-besaran,” kata Kepala Keuangan penyedia energi Jerman E.ON, pada konferensi yang sama, Marc Spieker.