TIKTAK.ID – Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah menyatakan bahwa Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK, Sujanarko, dinyatakan tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Sujanarko sendiri adalah pegawai KPK yang pernah menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo pada 2015 silam. Febri mengklaim dirinya kenal dekat dengan Sujanarko. Ia menilai Sujarnoko konsisten dalam membangun jaringan antikorupsi di dalam dan luar negeri.
“Namanya, Sujanarko, Direktur PJKAKI KPK, telah mengabdi di KPK sejak 2004. Pada 2015, Presiden @jokowi memberikan penghargaan Satyalancana Wira Karya sebagai tanda kehormatan karena dharma bakti yang besar pada nusa dan bangsa,” terang Febri melalui cuitannya di akun @febridiansyah, Senin (10/5/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
“Tapi saat ini namanya masuk dalam daftar 75 yang tak lolos tes wawasan kebangsaan KPK,” imbuhnya.
Febri menyebut Sujarnoko turut berperan membongkar kasus korupsi lintas negara, saat masih menjadi Direktur PJKAKI. Menurutnya, jaringan Sujarnoko dengan penegak hukum di luar negeri membuat KPK bisa mengakses bukti hingga mencari orang.
Sementara itu, Sujanarko membenarkan bahwa dirinya menjadi satu dari 75 pegawai yang tidak lolos TWK. Meski belum menerima informasi atau surat keputusan secara resmi, namun ia meyakini namanya berada di dalam daftar puluhan pegawai tersebut.
“Saya bangga dikelompokkan dengan 75 orang ini karena saya kenal dengan mereka semua. Mereka pegawai yang berintegritas, berkinerja tinggi, dan komitmen ke negara yang luar biasa,” tutur Sujanarko, Selasa (11/5/21).
Sujanarko juga membenarkan pernah menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya pada 2015 oleh Jokowi. Ia menilai penghargaan itu diberikan karena ia berjasa membangun jaringan kerja di tingkat nasional maupun internasional untuk mengefektifkan pemberantasan korupsi.
Ia menjelaskan, selama KPK berdiri, penghargaan tersebut baru diterima oleh tiga pegawai lembaga antirasuah.
“Pertama, Abdullah Hehamahua (mantan Penasihat KPK), yang dianggap berjasa membangun nilai di KPK. Kedua, Ina Susanti (mantan Direktur Monitoring Informasi dan Data), dinilai berjasa untuk mengenalkan modern investigasi atau investigasi yang menggunakan teknologi,” ucapnya.