TIKTAK.ID – Beijing diduga menolak beberapa panggilan telepon dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin dan Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley dalam beberapa hari terakhir, menurut “tiga orang yang mengetahui upaya tersebut”.
Dilansir Russia Today, Kontak terakhir Milley yang dikonfirmasi dengan Kepala Staf Gabungan China, Jenderal Li Zuocheng, terjadi pada 7 Juli, sementara Austin bertemu dengan Menteri Pertahanan China, Jenderal Wei Fenghe, secara langsung pada Juni lalu.
Penolakan panggilan telepon dari Pentagon oleh Beijing tersebut merupakan imbas dari kunjungan provokatif Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Taiwan pada minggu ini, menurut Politico.
Pada Jumat kemarin, Beijing memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington di sejumlah wilayah militer dan sipil. Kementerian Luar Negeri China merilis daftar masalah di mana tak akan ada lagi komunikasi antara pejabat China dan Amerika, termasuk kontak militer di tingkat komandan tinggi dan pembicaraan koordinasi kebijakan pertahanan yang lebih luas.
China juga menangguhkan konsultasi keamanan maritim, kerja sama pemulangan imigran ilegal, bantuan hukum dalam masalah kriminal, memerangi kejahatan transnasional dan perdagangan narkoba, serta pembicaraan tentang perubahan iklim, katanya dalam sebuah pernyataan resmi pemerintah.
Langkah China tersebut malah mendapat kritik Gedung Putih dengan mengatakan China baru-baru ini meningkatkan “risiko salah perhitungan dan salah persepsi”, bahkan Jubir Dewan Keamanan Nasional, John Kirby bersikeras bahwa langkah AS di Taiwan “tidak sepenuhnya menghilangkan peluang bagi pejabat senior, anggota militer kita untuk berbicara”.
“Anda memiliki banyak perangkat keras militer yang beroperasi di area terbatas, itu bagus, terutama sekarang, untuk membuka jalur komunikasi itu,” kata Kirby pada Jumat (5/8/22).
Beijing meluncurkan latihan militer “yang belum pernah digelar sebelumnya” dan latihan tembakan langsung di enam wilayah maritim di sekitar Taiwan pada Kamis lalu, sebagai tanggapan atas kunjungan singkat Nancy Pelosi. Latihan tersebut mencakup simulasi “blokade” pulau, serta serangan amfibi dan serangan target darat, menurut Kementerian Pertahanan China.
China menganggap Taiwan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayahnya dan memandang kunjungan seperti yang dilakukan Pelosi sebagai serangan terhadap kedaulatannya dan pelanggaran prinsip Satu-China, yang sebagian besar negara-negara di dunia menahan diri dari pengakuan diplomatik Taiwan.
Meskipun secara resmi mengakui Beijing sebagai satu-satunya otoritas yang sah di China sejak 1979, AS mempertahankan hubungan tidak resmi yang kuat dengan pulau yang berpenduduk 23,5 juta jiwa itu, bahkan AS sering kali menjual senjata ke Taipei dan mendukungnya untuk merdeka.