Aturan baru Amerika itu menuntut China menutup semua “pasar basah” yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia. Serta menyerukan pembebasan segera aktivis Hong Kong yang ditangkap selama protes yang berlangsung di wilayah semi-otonom itu.
Bila Beijing gagal memenuhi kriteria itu, maka aturan tersebut memberi wewenang kepada Presiden AS untuk menerapkan sanksi yang berjangkauan luas. Di antaranya, larangan perjalanan, pembekuan aset, dan pembatasan ekonomi.
Zhao mengatakan bahwa Undang-Undang yang diusulkan itu tak berdasarkan fakta atau perjanjian internasional.
Baca juga: China Rilis 24 ‘Tuduhan Tak Masuk Akal’ Politisi AS Soal Virus Corona
Tekanan Washington kepada Beijing terkait pandemi bukan hal yang baru. Beberapa pekan terakhir, Trump beserta anggota administrasinya dan beberapa outlet media Amerika dengan konsisten menyalahkan China. Amerika menuduh China menyembunyikan data dan bahkan menciptakan virus Corona.
Beijing berulang kali membantah tuduhan Amerika. Beijing juga berseru kepada komunitas internasional untuk berhenti mengalihkan tanggung jawab mereka dan membuang-buang waktu mengatasi pandemi dengan menuding negara lain sebagai biang keladinya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah membantah tudingan Amerika ke China. WHO menyatakan bahwa virus Corona berasal dari hewan sebelum berpindah ke manusia. Sejauh ini, WHO bilang tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus itu dibuat di laboratorium.