TIKTAK.ID – Banyak orang gemar mengonsumsi mi instan karena rasanya yang lezat, murah, dan mengenyangkan. Apalagi tidak membutuhkan waktu lama untuk memasak mi instan.
Akan tetapi, beberapa ahli mengatakan apabila mengonsumsi mi instan secara rutin, maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Hal itu disebabkan tingginya kadar natrium, MonoSodium Glutamate (MSG), dan pengawet yang terkandung di dalam mi instan.
Ahli kanker dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi, dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad, mengakui kandungan mi instan yang beredar di pasaran telah cukup aman untuk dikonsumsi. Sebab, ia menyebut mi instan itu telah dilengkapi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Meski begitu, ia menyarankan sebaiknya tidak makan mi instan lebih dari dua kali dalam sepekan.
“Kalau makan mi instan dalam jumlah yang cukup dan sesekali, misalnya dalam seminggu satu atau dua, masih oke. Tapi ya jangan pagi, siang, sore, makan mi instan,” ujar Denny, seperti dilansir detikcom.
Untuk diketahui, berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, mengungkapkan bahwa orang yang mengonsumsi mi instan dua porsi atau lebih dalam seminggu, maka berisiko tinggi terkena diabetes dan obesitas. Penelitian tersebut pun membuktikan, konsumsi mi instan memang perlu untuk dibatasi.
Tidak hanya itu, penting pula untuk mencermati kandungan mi instan sebelum mengonsumsinya. Pasalnya, setiap merek mi instan memiliki kandungan natrium, MSG, dan angka kecukupan gizi yang berbeda.
Mengutip WebMD, terdapat beberapa kandungan dalam mi instan yang jika dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan penyakit. Misalnya mi instan yang terlalu banyak mengandung natrium, maka akan berisiko menimbulkan hipertensi pada seseorang.
Mi instan juga memiliki kandungan Propylene Glycol (PG), yang membuat tekstur mi tidak mudah kering. Jika PG di dalam mi instan terlalu banyak, maka berisiko merusak organ tubuh seperti penyakit ginjal.
Oleh sebab itu, sebaiknya menghitung kadar masing-masing kandungan dalam mi instan.
Denny mencontohkan, jika dalam satu hari sudah makan dua bungkus mi instan dengan kadar natrium 50 persen, maka konsumsi garam pada hari itu pun harus dihentikan. Ia menegaskan, intinya konsumsi cermat dengan melihat keseimbangan komposisi.