Lima dari sembilan orang yang tewas dalam serangan itu adalah warga Turki. Karena itu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berharap Jerman melakukan “upaya yang diperlukan untuk menjelaskan secara menyeluruh” terkait dengan serangan teror itu.
Dan ini, bukan serangan teror pertama yang dilakukan kelompok sayap kanan di Jerman. Sebelumnya pada Juli 2016, seorang remaja 18 tahun menembak mati sembilan orang di sebuah pusat perbelanjaan di Munich, sebelum akhirnya pelaku bunuh diri.
Baca juga: China Bantah Tuduhan AS terhadap Huawei
Kemudian pada Juni 2019, seorang politisi pro-migran Walter Lübcke ditembak kepalanya dalam jarak dekat dan ditemukan tewas di kebunnya. Seorang tersangka yang terkait dengan kelompok sayap kanan kemudian mengakui pembunuhan itu.
Lalu pada Oktober 2019, seorang pelaku membunuh dua orang dan mencoba menyerang Sinagoge. Serangan itu disiarkan secara online. Pelaku kemudian mengaku dari kelompok sayap kanan dengan motif anti-Semit.