
TIKTAK.ID – Sama seperti banyak bisnis lainnya, bioskop ikut terdampak pandemi virus Corona (Covid-19).
Usai menutup pintu di seluruh negeri pada Maret lalu, belakangan ini beberapa jaringan bioskop akan kembali membuka pintunya untuk warga.
Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memasukkan pergi ke bioskop dalam daftar kegiatan berisiko tinggi. Pasalnya, Anne Rimoin, PhD, MPH, Profesor Epidemiologi di UCLA Fielding School of Public Health mengatakan bioskop membawa orang-orang ke dalam ruangan dan berada dalam jarak dekat untuk waktu yang lama.
“Virus dapat ditularkan melalui tetesan ketika kita berbicara, tertawa, dan bernapas. Bioskop merupakan tempat Anda duduk dengan ruangan yang penuh dengan orang asing yang makan dan minum selama dua hingga tiga jam dengan ventilasi yang kurang optimal. Hal ini persis jenis skenario yang harus kita hindari untuk mengurangi peluang penyebaran virus,” ujar Rimoin seperti dikutip Tirto.id dari Health.
Sementara Carol A. Winner, MPH, pendiri gerakan jarak pribadi Give Space pada 2017, menyatakan kemungkinan penularan dalam bioskop serupa dengan yang terjadi di dalam restoran.
“Meski orang berbicara lebih sedikit di teater, maskernya bisa lepas, dan kemudian bahaya datang ketika mereka tertawa, batuk, bersin, dan mencoba berbicara dengan teman mereka yang jaraknya satu setengah meter,” terang Winner.
Diketahui semua jaringan bioskop besar yang membuka kembali tempatnya telah mengumumkan tindakan yang akan mereka ambil untuk menjaga keamanan pelanggan. Masing-masing jaringan bioskop memiliki kebijakannya sendiri tentang pemakaian masker.
AMC dan Cinemark Theatres di Amerika Serikat, mengutip USA Today, mengharuskan pelanggan memakai masker setiap saat, kecuali saat mereka makan atau minum. Namun jaringan bioskop lainnya, seperti Regal, mengharuskan masker dikenakan di lobi, lorong, dan toilet, tetapi tidak di teater itu sendiri.
Selain itu, kebijakan jarak sosial juga bervariasi menurut teater dan lokasi. Meski begitu, semua jaringan bioskop mengamanatkan beberapa tingkat pengurangan kapasitas teater dan menjaga agar kursi kosong antara orang atau kelompok orang yang telah tiba bersama.
Operator teater juga melakukan pembersihan fasilitas mereka lebih intens. Kemudian banyak teater tidak menerima uang tunai atau mendorong metode pembayaran nirsentuh untuk tiket dan konsesi.
Akan tetapi, meskipun semua tindakan ini dapat membantu mencegah penyebaran virus Corona, tetap tidak dapat menghentikannya sama sekali. Sebab dalam banyak kasus, sulit untuk mengetahui apakah setiap penonton bioskop mau mengikuti semua aturan.
Winner menilai sangat sulit bagi staf atau karyawan untuk menerapkan pedoman mengenakan masker di ruangan bioskop yang gelap.