TIKTAK.ID – Pakar keamanan siber meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pejabat tinggi negara lainnya agar tidak memakai aplikasi pesan singkat Whatsapp, untuk menghindari spyware Pegasus. Terlebih, menurut laporan Amnesty Internasional, terdapat sejumlah Presiden, Perdana Menteri dan Raja yang menjadi target dari malware buatan NSO, perusahaan asal Israel. Salah satunya yaitu Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Untuk itu, pakar keamanan siber dari Lembaga Riset Siber CISSReC, Pratama Persadha mengimbau pejabat negara tidak memakai Whatsapp. Pasalnya, ia menyebut ancaman serupa juga bisa terjadi ke presiden maupun para pejabat di Tanah Air.
“Presiden (Jokowi) dan para pejabat penting negara harus waspada, dan disarankan tidak lagi memakai Whatsapp karena bisa menjadi pintu masuk Pegasus,” ungkap Pratama, Sabtu (24/7/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Politisi PSI yang Pernah Jabat Wasekjen PAN Jadi Staf Khusus Mensesneg
Pratama mengatakan Pegasus bisa melakukan segala hal di ponsel pintar pengguna, dengan cara mengendalikannya dari dashboard. Ia pun menyebut Pegasus mampu mengirim pesan, melakukan panggilan, dan perekamanan yang tidak kita lakukan. Kemudian Pratama menyatakan kasus Pegasus lain yang paling ramai yakni peretasan ponsel iPhone milik Jeff Bezos.
“Ponselnya diretas sesaat usai komunikasi dengan Pangeran Saudi Muhammad bin Salman,” terangnya.
Menurut Pratama, peretasan tersebut berakhir dengan terkuaknya foto-foto dan chat pribadi dengan selingkuhannya ke publik, seorang pembawa berita nasional di AS, sehingga Bezos bercerai dari istrinya. Tim forensik yang memeriksa ponsel Bezos pun menemukan bukti yang mengarah pada ponsel telah diretas oleh Pegasus.
Baca juga : Ma’ruf Amin Sebut Covid Dipakai untuk Bangun Ketidakpercayaan ke Pemerintah
Pratama menilai hal itu dapat terjadi karena Pegasus bisa memata-matai semua aplikasi yang ada di dalam ponsel, tidak hanya aplikasi Whatsapp.
Ia memaparkan, Pegasus juga bisa mengumpulkan semua data ponsel bila malware berhasil ditanamkan. Data dari ponsel pun bisa disedot dan dikirim ke server pengirim malware, bahkan Pegasus mampu menyalakan kamera atau mikrofon pada ponsel untuk membuat rekaman secara rahasia.
Pratama menjelaskan bahwa upaya yang bisa dilakukan kini yaitu melakukan forensik pada perangkat gawai yang dibawa. Selain itu, melakukan protokol keamanan untuk nomor yang dipakai komunikasi antar petinggi negara harus dirahasiakan tidak boleh bocor ke siapa pun. Hal itu karena nomor tersebut menjadi pintu masuk dari pegasus lewat Whatsapp.