TIKTAK.ID – Sembilan warga sipil tewas dalam serangan bom yang menghantam bus penumpang di timur Ibu Kota Afghanistan.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 10:30 pagi waktu setempat pada Sabtu (24/10/20). Bus itu sedang melaju dari Kabul ke kota Ghazni, Waheedullah Jumazada, kata Juru Bicara Gubernur Ghazni, kepada kantor berita AFP.
“Sembilan warga sipil, termasuk tiga wanita, tewas dalam ledakan itu,” katanya.
Juru Bicara Polisi Ghazni, Adam Khan Seerat mengatakan, empat polisi juga cedera akibat ledakan itu. Dia menyalahkan Taliban atas serangan tersebut.
Sebaliknya, tidak ada komentar dari Taliban terkait insiden itu.
Kekerasan di lapangan terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir meskipun Taliban dan Pemerintah Afghanistan saat ini sedang duduk bersama dan melakukan pembicaraan damai di Qatar untuk mengakhiri perang selama hampir dua dekade di negara itu.
Utusan tertinggi AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad mengatakan bahwa awal pekan ini sejumlah pertempuran mengancam proses perdamaian.
Pada Jumat kemarin, kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan setidaknya 50 orang tewas dalam serangan pada minggu sebelumnya. Mereka menuduh pihak yang bertikai gagal melindungi warga sipil.
“Dunia harus duduk dan memperhatikan. Warga sipil Afghanistan dibantai setiap hari,” kata Omar Waraich dari kelompok hak asasi manusia.
“Komunitas internasional harus menjadikan perlindungan warga sipil sebagai tuntutan inti untuk dukungan berkelanjutan mereka terhadap proses perdamaian.”
Pihak berwenang Afghanistan juga menghadapi kecaman pada minggu ini setelah serangan udara pasukan Pemerintah yang menghantam masjid menewaskan 11 anak-anak di provinsi timur laut Takhar pada Rabu kemarin.
Sementara, pihak berwenang di Kabul bersikeras mengklaim bahwa yang tewas adalah pejuang Taliban yang beroperasi di daerah itu.
Sebelumnya, pada awal bulan ini, sedikitnya 15 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka dalam serangan kelompok teror yang terjadi di provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, kata seorang pejabat Pemerintah.
Kelompok teror meledakkan sebuah mobil yang berisi bahan peledak di dekat kompleks administrasi di distrik Shinwari sekitar pukul 12:30 malam waktu setempat, kata Juru Bicara Gubernur, Attaullah Khogyani.
Hingga kini, belum ada klaim pihak yang mengaku bertanggungjawab langsung atas serangan di wilayah yang telah terkoyak akibat pemberontakan oleh pro-Daesh atau ISIS tersebut.