
TIKTAK.ID – Aktor Jefri Nichol diketahui kembali memperlihatkan totalitasnya sebagai pemain dalam film “Aum!”. Pria berdarah Sumatera Barat tersebut pun rela menurunkan berat badannya sampai terlihat kurus.
Bahkan perut lawan main Chicco Jerikho itu tampak begitu kecil. Jefri Nichol mengunggah foto dirinya di akun Instagram, Sabtu (9/10/21). Melalui unggahan foto tersebut, tampak Jefri Nichol hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan, dan wajahnya ditutupi oleh lampu blitz kamera.
Jefri Nichol mengklaim rela tidak makan demi perannya sebagai Satriya dalam film “Aum!”
“Tidak makan 5 hari untuk persiapan karakter satriya di film Aum!” tulis Jefri Nichol, seperti dilansir Liputan6.com.
Lantas Jefri Nichol menunjukkan perbedaan saat belum melakukan diet dan sesudahnya.
“Foto pertama ketika persiapan, foto kedua sebelum persiapan,” ucap Jefri Nichol.
Melihat cara Jefri Nichol begitu total dalam menjalani perannya, tidak sedikit warganet yang mengingatkannya agar menjaga kesehatan.
Untuk diketahui, “Aum!” merupakan sebuah film biopik petualangan Indonesia yang disutradarai oleh Bambang “Ipoenk” Kuntara Mukti. Film fiktif ini menceritakan sekelompok anak muda yang sedang memperjuangkan kebebasan bersuara menjelang Reformasi 1998 yang penuh risiko di bawah pengawasan ketat penguasa.
Sebelumnya, produser film ini, Damar Ardi, mengaku meski latar belakang film bergenre drama ini adalah tahun 1998, tapi kisahnya akan berbeda. Damar menyatakan tidak memfokuskan pada peristiwa besar yang terjadi di tahun itu.
“Yang ingin kita angkat yakni cerita pinggirannya, sekelompok aktivis atau mahasiswa yang menjadi fokus kita,” ungkap Damar.
Menurut Damar, agar dapat mewujudkan suasana seperti 1998, dia dan timnya melakukan riset. Mereka pun sempat bertanya ke beberapa orang yang mengalami peristiwa langsung.
“Supaya ketika syuting bisa seautentik mungkin,” ucap Damar.
Sementara itu, Ipoenk sebagai sutradara mengatakan merasa sedikit kesulitan saat menerapkan suasana produksi tahun 1998 ke filmnya. Ipoenk menyebut harus memasukkan aspek rasio yang dipakai pada 98 dalam proses pembuatan.
“Pada tahun itu, budayanya masih televisi tabung, jadi ingin menariknya di situ. Dulu untuk membuat film, mimpinya enggak diputar di bioskop, terlalu jauh, jadi di televisi,” tutur Ipoenk.