TIKTAK.ID – Jam digital besutan Apple Watch diklaim dapat mendeteksi Covid-19 bagi penggunanya, sepekan lebih awal kala gejala virus SARS-Cov-2 itu muncul. Klaim itu sekaitan fitur pemindai jantung yang terdapat dalam iWatch.
Pada iWatch OS 7.2 dan iOS 14.3 pengguna Apple Watch bisa memakai Apple Watch Cardio Fitness. Melalui fitur ini pengguna bisa mengikuti perkembangan kesehatan secara menyeluruh, salah satunya tentang detak jantung.
Metrik VO2 max iWatch bisa mengestimasikan jumlah oksigen tertinggi yang dikonsumsi tubuh perhari.
Sebagaimana dilansir CNN Indonesia mengutip dari Tomsguide, fitur dalam iWatch OS 7.2 mencakup pengingat untuk menjaga kebugaran tubuh penggunanya senantiasa seimbang.
Mengacu studi medis terkini, perangkat jam iWatch mampu mendeteksi perubahan detail detak jantung seseorang yang mengindikasikan potensi terpapar virus Covid-19.
Dalam salah satu studi yang diunggah pada Journal of Medical Internet Research mendapati bahwa perangkat keras Apple Watch bisa efektif memprediksi paparan Covid-19 sampai sepekan sebelum dilaksanakan tes usap atau swab.
Penelitian yang dilakukan oleh Mount Sinai Health menunjukkan fitur iWatch dalam mengalkulasi detak jantung sembari mengukur interval detaknya.
Tech Crunch menyebutkan studi ini melibatkan 297 petugas kesehatan yang mengenakan perangkat itu selama lima bulan. Petugas kesehatan tersebut yang teridentifikasi positif Covid-19 cenderung memperlihatkan perbedaan detak jantung daripada yang negatif Covid-19.
Sinyal biometrik dari Heart Rate Variability (HRV) diamati peneliti sebagai indikator utama pada sistem saraf manusia.
Data sinyal biometrik HRV dipadukan bersama analisis seputar gejala yang dilaporkan sehubungan Covid-19 meliputi demam, batuk kering, nyeri badan, hilangnya indra penciuman dan perasa.
Peneliti memaparkan bahwa analisis ini bisa menjadi bantuan agar seseorang mengantisipasi dari terpapar Covid-19 dengan ciri yang diperlihatkan iWatch.
Bagian paling utama adalah upaya monitoring jarak jauh guna mengantisipasi deteksi dini kasus Covid-19, tanpa pemeriksaan fisik atau tes usap hidung.
Asisten Profesor Kedokteran New York, Rob Hirten menyebutkan pihaknya telah mengetahui bahwa penanda detak jantung bisa berubah saat tubuh sedang mengalami peradangan.
“Covid-19 merupakan peristiwa yang sangat meradang. Ini memungkinkan kami memprediksi orang terinfeksi sebelum mereka menyadarinya,” jelasnya.