
TIKTAK.ID – Taliban kembali menegaskan bantahannya atas laporan The New York Times yang melaporkan bahwa intelijen militer Rusia menawarkan hadiah kepada anggota kelompok Taliban yang berhasil membunuh tentara Amerika di Afghanistan.
Juru Bicara Taliban, Suhail Shaheen kembali menegaskan sikap kelompoknya terkait dugaan kolusi dengan Rusia, yang menurutnya tak lain adalah “berita palsu”.
“Laporan hadiah dari Rusia itu tidak benar; ini adalah tuduhan yang tidak berdasar. Kami tidak bertarung untuk siapa pun atau untuk mendapatkan uang. Orang-orang kami memiliki ideologi sendiri dan mereka berjuang dan berkorban untuk itu,” kata Shaheen kepada RT News, Minggu (19/7/20).
Mengacu pada kesepakatan perdamaian Amerika-Taliban yang ditandatangani pada awal tahun ini di Doha, ia menyebut bahwa laporan itu bermotivasi politik dan berkaitan dengan para perusak proses perdamaian dan perjanjian yang disebutkan di atas.
Tujuannya adalah untuk “merusak proses perdamaian ini”, Shaheen menggarisbawahi, mematahkan tuduhan tak berdasar tentang kesepakatan itu.
Pernyataan itu menyusul penolakan Shaheen sebelumnya terhadap laporan The New York Times tentang intelijen militer Rusia yang diduga menawarkan hadiah kepada Taliban untuk membunuh serdadu Amerika di Afghanistan.
“Kami sedang melanjutkan investigasi kami sendiri berdasarkan informasi di media. Tuduhan ini palsu dan tidak berdasar, dan ini diluncurkan oleh agen intelijen di Kabul untuk menggagalkan dan menunda proses perdamaian serta pembentukan pemerintahan baru,” katanya dalam sebuah pernyataannya awal bulan ini.
Rusia, yang menyambut baik perjanjian damai Doha, dan Pentagon juga membantah klaim “hadiah” itu, karena kurangnya bukti yang berkaitan dengan tuduhan tersebut. Terakhir, bahkan Presiden Trump juga tak memercayai laporan itu dan menuduhnya sebagai “tipuan palsu”.
Tuduhan itu muncul setelah Amerika dan Taliban menandatangani perjanjian perdamaian yang sudah lama dinanti-nantikan di Ibu Kota Qatar, Doha pada akhir Februari, sebuah kesepakatan yang mempertimbangkan penarikan sekitar 13.000 tentara Amerika dari Afghanistan.
Perjanjian tersebut juga menetapkan pembebasan hingga 5.000 tahanan Taliban dan kerja sama Amerika dengan Pemerintah Islam Afghanistan pasca-penyelesaian perundingan baru dan tanpa campur tangan Washington dalam urusan internal Kabul.
Sebagai imbalannya, Taliban wajib mengambil langkah-langkah untuk mencegah kelompok-kelompok teroris, seperti al-Qaeda, menggunakan tanah Afghanistan untuk mengancam keamanan Amerika dan sekutunya.