TIKTAK.ID – Beberapa klub di Serie A dikabarkan menolak kompetisi kembali dilanjutkan. Hal ini karena penyebaran virus Corona masih sangat tinggi di Italia.
Seperti informasi yang dilansir Andkronos, sejak 9 Maret lalu kompetisi Serie A ditunda. Operator Liga Serie A pun memutuskan untuk tidak menggelar kembali pertandingan di tengah masih meningkatnya serangan virus Corona di Italia.
Sedangkan laporan dari Coronavirus menyebutkan, hingga kini di Italia sudah tercatat 183.957 kasus positif virus Corona yang 51.600 orang di antaranya dikabarkan sudah sembuh dan 24.268 lainnya dikabarkan meninggal dunia.
Sebab itu, 7 klub Serie A pun meminta agar kompetisi pada musim ini dihentikan. Ketujuh klub tersebut adalah Udinese, SPAL, Torino, Brescia, Parma, Bologna, dan Sampdoria.
Sejumlah klub tersebut memiliki alasan tersendiri memilih kompetisi dihentikan. Salah satunya adalah mengingat risiko yang harus ditanggung apabila kompetisi dianjutkan. Termasuk terancamnya keselamatan dan kesehatan para pemain, pelatih, staf, dan banyak orang penting lainnya di Italia.
Selain ketujuh klub tersebut, awalnya Fiorentina disebut juga ikut menolak kompetisi dilanjutkan kembali. Akan tetapi, kabar tersebut langsung ditampik oleh pihak Fiorentina.
Sementara itu, meski angka positif Corona sangat tinggi di Italia, nasib kompetisi tersebut akan kembali pada keputusan awal. Yaitu menyelesaikan kompetisi pada musim ini, asalkan mendapat persetujuan dari Pemerintah Italia.
“Pada hari ini (Senin, 20/4/2020) Dewan Liga Serie A melakukan pertemuan. Mereka tetap bersikukuh dengan niat awal untuk merampungkan kompetisi musim ini. Apabila Pemerintah mengizinkan kompetisi tersebut untuk dilaksanakan, maka pihak Serie A akan mematuhi aturan perlindungan kesehatan dan keselamatan sepenuhnya,” kata pernyataan resmi Liga Serie A.
“Digelarnya kembali kegiatan olahraga tersebut, menjadi bagian dari apa yang disebut Fase Dua, yang akan dilaksanakan dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh FIFA dan UEFA, keputusan FIGC dan sesuai dengan protokol medis untuk melindungi pemain dan semua pekerja profesional yang menjalankan tugas,” imbuh pernyataan tersebut.