
TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan supaya tidak ada politisasi agama dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Merespons hal itu, Partai Amanat Nasional (PAN) meminta agar akun-akun media sosial yang mengeksploitasi suku, agama, ras, dan etnis bisa ditertibkan.
“Akun-akun medsos yang mengeksploitasi atau politisasi suku, agama, ras, dan etnis harus ditertibkan dan diamankan, supaya tidak menjadi sumber konflik sosial politik,” ungkap Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi Viva, pada Selasa (22/11/22), seperti dilansir detik.com.
Viva menyebut PAN sepakat dengan arahan Jokowi. Dia menilai membawa isu perbedaan SARA ke dalam politik praktis jelas berbahaya untuk keutuhan NKRI.
Baca juga : SSI Rilis Hasil Survei Elektabilitas Parpol, Begini Kata Sekjen Gerindra
“Untuk itu, jangan memakai perbedaan SARA sebagai alat politik demi tujuan elektoral dari figur atau dari lembaga politik lainnya,” tutur Viva.
Untuk diketahui, Jokowi sempat mengimbau para calon presiden dan calon wakil presiden agar menjaga situasi politik tetap kondusif. Dia juga berharap kondisi nasional tidak terlalu panas akibat Pemilu 2024.
“Inilah yang sekali lagi saya ingatkan kepada Capres dan Cawapres, agar membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter anget dikit, syukur kalau bisa adem,” ucap Jokowi ketika memberi sambutan di Munas Hipmi di Solo, seperti disiarkan akun YouTube Setpres, pada Senin (21/11/22).
Baca juga : Zulhas Beri Sinyal PAN Tak Dukung Anies di Pilpres 2024
Kemudian Jokowi mempersilakan para kandidat untuk berdebat gagasan. Meski begitu, dia mewanti-wanti supaya tidak ada politisasi agama di Pemilu 2024.
“Debat silakan, debat gagasan, debat ide, yang membawa negara ini lebih baik silakan. Namun jangan sampai panas, apalagi membawa politik-politik SARA, tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan. Setuju? Politisasi agama, jangan,” terang Jokowi.
Jokowi mengklaim bangsa Indonesia telah merasakan dampak dari politisasi agama yang berlarut-larut. Dia pun menganggap politisasi agama bakal sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa.
Baca juga : Ternyata Popularitas dan Elektabilitas dalam Politik Berbeda, Berikut Penjelasannya
“Kita sudah merasakan dan itu sampai terbawa lama. Jadi hindari ini. Lakukan politik-politik gagasan, politik-politik ide. Tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas, jangan, karena sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam,” tegas Jokowi.