TIKTAK.ID – Semakin tingginya tingkat penderita Covid-19 di Brasil membuat seorang Wali Kota marah kepada Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Wali Kota itu mengatakan Presiden “bertanggung jawab” atas besarnya jumlah kematian di negara itu.
Wali Kota itu bernama Arthur Virgilio Neto, Wali Kota Manaus, sebuah kota berpenduduk 2 juta jiwa dan terletak di jantung Amazon yang tengah dilanda Covid-19. Dia meminta Bolsonaro mundur, “tutup mulut dan tetap di rumah.”
“Mimpi Presiden adalah menjadi diktator, tapi dia terlalu bodoh,” kata Neto kepada CNN.
Pernyataannya itu mencuat di tengah meningkatnya kemarahan di Brasil akibat menderita Covid-19 terparah di dunia selain Amerika Serikat. Dan kondisi itu belum mencapai puncak pandemi dan jumlah kematian.
Neto mengatakan bahwa ketika pandemi melanda, dia mengirim pesan kepada Bolsonaro untuk mengatakan, “Tolong Tuan Presiden, tutup mulut dan tetap di rumah.” Namun pesannya kini adalah: “Mundur, mundur, mundur, karena dia tidak memerintah Brasil.”
Serangan Neto ke Bolsonaro bukan tanpa provokasi. Dalam sebuah video di pertemuan Kabinet April lalu yang dirilis Mahkamah Agung Brasil sebagai bagian dari penyelidikan kasus dugaan Bolsonaro mencampuri kepolisian, Bolsonaro menyebut Neto “sepotong kotoran”. Dia menyebut Neto seperti itu karena Neto memaksa membuat kuburan massal untuk mengatasi jumlah korban tewas di kotanya yang terpencil.
Kasus Covid-19 di Manaus pada Sabtu kemarin tercatat 39.155 kasus, 1.182 meninggal dunia dan 51 pemakaman.
Situasi mengerikan itu terjadi di berbagai kota di seluruh Brasil. Rumah sakit di seluruh negeri berjuang mati-matian untuk menangani pasien Covid-19.
Kondisi di Brasil memaksa Gedung Putih pada Minggu lalu mengumumkan penangguhan warga negara Brasil untuk masuk ke Amerika selama 14 hari sebelum kedatangan mereka.
Bolsonaro berulang kali mencoba mengecilkan potensi mematikan virus, dan kini retorikanya beralih ke arah perlunya melindungi ekonomi. Alasanya, karena Brasil menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi kedua setelah Amerika.
Dalam sebuah wawancara di luar sebuah rumah sakit lapangan yang baru dibangun di Manaus, didirikan dalam empat hari di sebuah sekolah yang tidak digunakan untuk menangani lonjakan kasus-kasus di kota. Neto menyatakan frustrasi atas bagaimana retorika Presiden menghambat seruannya untuk isolasi sosial.
“Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan seorang pria dengan kualifikasi rendah menjadi presiden negara berpenduduk 210 juta,” katanya.
Pada sore yang sama, Bolsonaro muncul di rapat umum pendukungnya di Ibu Jota Pemerintah Brasil, Brasilia, dan dia terlihat tanpa mengenakan masker di dekat orang banyak.
“Dia tidak tahu cara menggunakan masker dengan benar dan dia berbicara kepada orang-orang yang tanpa mengenakan masker,” kata Neto.
Bolsonaro muncul di demonstrasi anti-lockdown yang telah terjadi hampir setiap minggu. Pada acara terbaru, Ketua Menteri Kabinet Keamanan Institusional, Jenderal Augusto Heleno, yang menemani Presiden, terdengar mengatakan: “Kami akan memenangkan perang ini … ini adalah risiko yang diperhitungkan dan semuanya akan beres. “
Namun ketika kasus-kasus meningkat, banyak orang Brasil mulai frustrasi kepada Bolsonaro. Pada Sabtu kemarin, Bolosonaro dilecehkan oleh warga di Ibu Kota Brasilia saat dia pergi keluar untuk membeli hotdog dan minuman, seperti dalam video yang dilihat oleh CNN.
Dalam video itu, Bolsonaro makan dan minum dengan warga yang di sekitarnya berteriak “pembunuh” dan “sampah” di latar belakang. Presiden, dikelilingi oleh tim keamanan, pada satu titik berbalik dan melambaikan tangannya ke kerumunan.
Pada Minggu ini, Brasil melaporkan terdapat 15.813 kasus virus Corona baru, hingga totalnya mencapai sekitar 362.000 kasus. Sejauh ini, setidaknya 22.000 orang meninggal akibat Covid-19 di negara itu.