Baru pada 1970 atau era Gubernur Ali Sadikin, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Delta Djakarta. Untuk melakukan ekspansi, maka Delta Djakarta mulai go public dan tercatat dalam Bursa Efek Indonesia pada 1984.
Saat ini, pabrikan bir tersebut sudah menjadi salah satu anak usaha dari San Miguel Corporation, Filipina, usai perusahaan multinasional itu masuk pada 1990. Perusahaan itu juga yang memiliki saham mayoritas, yakni 73,75 persen.
Saat ini, Delta Djakarta memproduksi sejumlah merek bir terkenal, seperti Anker Beer, Anker Stout, Kuda Putih dan Carlsberg Beer. Sebagian besar produksi didistribusikan di pasar lokal. Pabrikan bir ini terletak di Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga : Jokowi Teken Perpres Investasi Miras, Begini Respons Keras Rizieq Shihab
Seperti diketahui, penjualan saham PT Delta merupakan salah satu janji Anies pada masa kampanye Pilkada DKI 2017. Namun, sampai saat ini rencana Anies tak kunjung terlaksana karena mendapat penolakan dari DPRD DKI.
Sebelumnya, pada tahun 2019 lalu Anies sempat mengatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk melepas 26,25 persen saham perusahaan pembuat bir, di PT Delta Djakarta.
Namun Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi justru menegaskan dirinya tidak akan menyetujui rencana Anies Baswedan menjual saham PT Delta Djakarta, produsen Anker Bir. Bahkan Prasetio menyebut Jakarta bisa bubrah jika saham bir dijual.
Baca juga : Klarifikasi Pernyataan Anwar Abbas, MUI Tegaskan Kerumunan Jokowi Beda dengan Kasus Rizieq
Menurut Pras, PT Delta sejak dulu telah menjadi perusahaan produksi minuman beralkohol di Jakarta karena untuk mengukur penetrasi pasar minuman beralkohol.
“Selama saya menjadi Ketua DPRD yang kedua kali ini, itu Angker Bir Bintang tidak akan saya jual,” kata Pras di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (23/6/20).