TIKTAK.ID – Puluhan orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di kota Kunduz, Afghanistan timur laut pada salat Jumat, (8/10/21). Serangan itu menjadi serangan terburuk di negara itu sejak Taliban naik ke tampuk kekuasaan pada Agustus.
Negara Islam di Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu melalui saluran Telegramnya pada hari yang sama, seperti yang dilansir Aljazeera.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Telegram, kelompok itu mengatakan seorang pembom bunuh diri ISIS-K “meledakkan rompi peledak di tengah kerumunan” jemaah Syiah yang berkumpul melaksanakan salat Jumat di dalam masjid.
Rekaman video menunjukkan mayat-mayat dikelilingi oleh puing-puing di dalam Masjid Gozar-e-Sayed Abad yang digunakan oleh orang-orang dari komunitas minoritas Muslim Syiah.
Laporan jumlah korban masih simpang siur. Misi PBB untuk Afghanistan mengatakan dalam sebuah tweetnya bahwa ledakan itu menewaskan dan melukai lebih dari 100 orang.
Wakil Kepala Polisi untuk provinsi Kunduz, Dost Mohammad Obaida juga mengatakan setidaknya 100 orang tewas atau terluka dalam serangan itu, menambahkan bahwa “sebagian besar dari mereka telah tewas”.
“Saya meyakinkan saudara-saudara Syiah kami bahwa Taliban siap untuk memastikan keselamatan mereka,” kata Obaida, menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
Sementara itu, Kantor Berita Bakhtar yang dikelola Pemerintah mengatakan sedikitnya 46 orang tewas, sementara lebih dari 140 orang terluka di dalam masjid di daerah Khan Abad di kota Kunduz.
Seorang Wakil Direktur Departemen Kesehatan provinsi itu mengatakan ada “sekitar 50 orang tewas dan sedikitnya 50 orang terluka”, lapor kantor berita DPA.
Ledakan itu meledakkan jendela, menghanguskan langit-langit dan menyebarkan puing-puing dan menyebarkan logam di lantai. Tim penyelamat membawa satu mayat dengan tandu dan satu lagi dalam selimut. Noda darah menutupi tangga depan.
Dalam klaim tanggung jawabnya, afiliasi ISIS di kawasan itu mengidentifikasi pembom sebagai Muslim Uighur, dengan mengatakan serangan itu menargetkan Muslim Syiah dan Taliban karena kesediaan mereka mengusir warga Uighur untuk memenuhi tuntutan China.
Pernyataan itu disampaikan oleh kantor berita Aamaq yang terkait dengan ISIS.
Jemaah yang menjadi sasaran serangan Jumat itu adalah etnis Hazara, yang telah lama menderita diskriminasi ganda sebagai etnis minoritas dan sebagai pengikut Muslim Syiah di negara mayoritas Sunni.
Kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan kelompok ISIS memiliki sejarah panjang menyerang Muslim Syiah Afghanistan.
Ini merupakan serangan bom kedua selama Taliban berkuasa, setelah sebelumnya sebuah bom meledak di sebuah masjid di Kabul, yang juga diklaim dilakukan oleh ISIS-K.